Namun demikian, terdapat beberapa risiko global yang masih menjadi tantangan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu risiko tetsebut adalah pelambatan ekonomi Tiongkok pada tahun 2014 ini.
"Risikonya adalah prospek kebijakan The Fed dan rebalancing ekonomi Tiongkok. Kita melihat konteks risiko ada terkait dengan perkembangan harga komoditas global," kata Solikin pada diskusi "Menyongsong Peta Baru Kebijakan Ekonomi Indonesia" di Jakarta, Senin (7/4/2014).
BI, sebut Solikin, memandang kondisi di Tiongkok tersebut perlu dicermati menjadi faktor yang dapat memberikan risiko perlambatan. Sebab, hal ini berkaitan dengan ekspor komoditas Indonesia.
"Tiongkok kenapa penting? Karena saat ini kan dia ingin soft landing. Pelambatan di Tiongkok mempengaruhi harga komoditas internasional. CPO, karet, timah itu kan konsumen tetbesarnya Tiongkok. Kalau Tiongkok melambat maka ekspor komoditas kita akan terpengaruh," papar dia.
Beberapa waktu lalu, Bank Pembangunan Asia (ADB) memprediksi perlambatan ekonomi Tiongkok akan berpengaruh pada volume ekspor Indonesia.
"Pertumbuhan akan lebih flat. Negara yang penting dicatat adalah China (Tiongkok). Pertumbuhan ekonomi China akan melemah karena ada penurunan pertumbuhan kredit. Dengan demikian pertumbuhan ekspor kita akan tertahan," kata Deputy Country Director ADB untuk Indonesia Edimon Ginting.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.