Walaupun angka inflasi Amerika Serikat (AS) mencapai 2 persen secara tahunan, turunnya produksi industri memaksa pesimisme terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi kembali datang. Yield US Treasury 10 tahun turun hingga 2,54 persen. Mata uang euro masih tertekan dengan inflasi yang bertahan di 0,7 secara tahunan.
Hal ini menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia bakal memperbesar kemungkinan European Central Bank (ECB) lebih agresif bulan depan. Data perumahan AS akan diumumkan malam ini.
Sementara itu, rupiah menguat di penutupan Rabu (14/5/2014) sore bersama-sama dengan mata uang Asia lainnya. Keadaan sebaliknya terjadi kemarin; hampir seluruh mata uang Asia melemah di saat pasar Indonesia libur.
Kembalinya sentimen pelemahan diperkirakan akan menjaga rupiah di kisaran Rp 11.450-11.500 per dollar AS dengan kecenderungan menguat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.