Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Mencoba Pertahankan Kenaikan

Kompas.com - 11/06/2014, 08:09 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan diproyeksikan bergerak variatif dengan percobaan tetap naik, Rabu (11/6/2014). Di tengah relatif minimnya transaksi, saham-saham unggulan yang turun harga memancing hasrat beli investor.

Pasar saham Wall Street bergerak variatif, seiring turunya sejumlah saham setelah mengalami kenaikan tinggi semalam waktu Indonesia. Penguatan terjadi pada indeks Dow Jones Industrial Average sebesar 0,02 persen, sementara indeks S&P500 turun tipis sebesar 0,02 persen.  

Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh perkembangan data ekonomi Tiongkok. Apresiasi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 sebesar 0,16 persen, sementara indeks KOSPI Composite di Korea Selatan melemah 0,13 persen. Sedangkan harga kontrak berjangka (futures) komoditas mengalami koreksi.    

Dari dalam negeri, Menteri Koordinator Perekonomian memperkirakan inflasi di bulan Juni 2014 akan mencapai 0,4 persen atau naik dari bulan sebelumya yang sebesar 0,16 persen. Pada kesempatan lain, Menteri ESDM menegaskan jika tarif listrik bagi pelanggan 450 watt dan 900 watt tidak akan naik.    

Sementara dari sisi teknikal, analis Teknikal Mandiri Sekuritas mengungkapkan jika kemarin IHSG diperdagangkan di atas EMA 200 hari.

"Indeks memasuki fase konsolidasi dan bergerak menguat serta membentuk white marubozu. Indicator RSI di zona 40%. Hari ini, indeks diproyeksikan masih akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat. Indeks akan bergerak di kisaran support 4.911 dan resistance 4.964," sebutnya.

Beberapa rekomendasi saham hari ini adalah AALI, BBCA, SMRA dan TBIG.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Whats New
Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Work Smart
Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Whats New
BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com