Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Orang "Sakit" yang Punya Gairah Menyakiti Orang Lain

Kompas.com - 03/07/2014, 15:31 WIB

Keempat, “sakit hati”. Apakah pemimpin mau menjauhi dirinya dari kelompok sakit hati? Ingatlah, hanya orang-orang yang “sakit” yang punya kegairahan untuk menyakiti orang lain. Orang-orang seperti ini harusnya dikasihani, diterapi, bukan diberi jabatan. Karena mereka dapat menjadi duri dalam daging.

Kelima, musuh terbesar no 1 bukan no 2, dan musuh terbesar no 2 bukanlah no 1, melainkan no 1 melawan no 1, no 2 melawan no 2. Moral yang harus dibangun kelak, pertama-tama bukanlah moral rakyat atau birokasi pemerintahan, melainkan moral para timses dan pengurus partai politik  masing-masing. Maaf, harus saya katakan, terlalu banyak bakteri dan kuman yang harus dikeluarkan, disucikan dari kalangan internal masing-masing.

Revolusi Mental  

Waktu saya dalami, kandidat no 2 sebenarnya sudah memiliki landasan moral. Revolusi mental adalah landasan moral. Berbeda dengan orang-orang yang menyatakan “revolusi” adalah jargon komunis, saya justru melihat sebagai jargon perubahan. Lagi pula, apa masih ada negeri  komunis yang 100 persen komunis.

Tiongkok saja hanya memasang gambar palu arit namun perilakunya Anda bisa nilai sendiri. Sementara anak emasnya, Vietnam, menyebut dirinya sebagai: “Market  Mechanism under Socialism Leadership.”

Jadi kalau kita mau menganut landasan teori dialektika, maka kita akan gemar konflik karena prinsipnya setiap tesis harus ditentang dengan anti tesisnya. Impiannya, akan terjadi solusi kreatif. Nyatanya, yang terjadi bukanlah perubahan postif, melainkan keributan tiada ujung.

Nah teori perubahan, justru mewaspadai ancaman perubahan perlahan-lahan (evolutif). Sebab perubahan yang perlahan-lahan itu justru berbahaya. Lebih banyak melahirkan kepunahan (seperti yang tengah dialami pasar-pasar tradisional) ketimbang kemajuan.

Perubahan evolutif dalam Darwinian Theorem (bapak teori evolusi) di lain pihak juga melanggar kodrat zaman, karena dunia tengah bergerak ke abad kecepatan dengan teknologi digital. Bayangkan ketika kebocoran besar terjadi, sedangkan perubahan (perbaikan) dibua perlahan-lahan, maka kapal ini akan tenggelam.

Karena itulah landasan moral menjadi sangat penting. Nah lantas apa yang harus dilakukan capres terpilih kelak?

Terlepas sudah ada atau belum, sudah  dirumuskan atau belum, siapapun yang terpilih harus melakukan hal ini: bekerja dengan dasar moral dan integritas, hanya memilih orang-orang yang punya respek dan bermoral, berani memecat anggota kabinet yang melanggar tata nilai yang disepakati, lalu mengikat semua anggota kabinet dengan landasan moral.

Maka, rapat kabinet pertama akan sangat menentukan langkah-langkah selanjutnya. Apakah  memilih berfoto di anak tangga istana dengan pakaian terindah yang dibuat penjahit kenamaan dengan bahan-bahan terbaik, atau cebur-ceburan di waduk Jatiluhur, melakukan team building dan difoto dalam pakaian basah penuh lumpur.

Selamat memilih, dan jangan lupa, nilailah landasan moral mereka baik-baik. Lihat siapa-siapa saja yang tendensinya akan duduk dalam jajaran leadership kedua kandidat. Saya mendoakan saudara akan menemukannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bangun Smelter, Tahun Ini ADMR Alokasikan Capex hingga 250 Juta Dollar AS

Bangun Smelter, Tahun Ini ADMR Alokasikan Capex hingga 250 Juta Dollar AS

Whats New
Simak, 6 Tips Menjaga 'Work Life Balance'

Simak, 6 Tips Menjaga "Work Life Balance"

Work Smart
Haji Khusus dan Haji Furoda, Apa Bedanya?

Haji Khusus dan Haji Furoda, Apa Bedanya?

Whats New
Potensi Ekonomi Syariah Besar, BSI Gelar Pameran Produk Halal

Potensi Ekonomi Syariah Besar, BSI Gelar Pameran Produk Halal

Whats New
AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

Whats New
Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Whats New
Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

Whats New
Kinerja 'Paylater Multifinance' Tetap 'Moncer' di Tengah Gempuran Produk Perbankan

Kinerja "Paylater Multifinance" Tetap "Moncer" di Tengah Gempuran Produk Perbankan

Whats New
Kian Bertambah, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 19,75 Juta

Kian Bertambah, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 19,75 Juta

Whats New
Erick Thohir Resmikan Antara Heritage, Jadi Ikon Destinasi Wisata Sejarah dan Jurnalisme

Erick Thohir Resmikan Antara Heritage, Jadi Ikon Destinasi Wisata Sejarah dan Jurnalisme

Whats New
Medco Energi Bantu Ratusan Petani di Sumsel Budidaya Karet Organik

Medco Energi Bantu Ratusan Petani di Sumsel Budidaya Karet Organik

Whats New
Kemendag Fasilitasi Verifikasi Penyelidikan Antisubsidi Produk Aluminium Ekstrusi asal Indonesia oleh AS

Kemendag Fasilitasi Verifikasi Penyelidikan Antisubsidi Produk Aluminium Ekstrusi asal Indonesia oleh AS

Whats New
 IHSG Koreksi Tipis, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.000

IHSG Koreksi Tipis, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.000

Whats New
Komitmen PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di HUT ke-59

Komitmen PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di HUT ke-59

Whats New
Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya

Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com