Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Anjloknya Saham VIVA dan MNC

Kompas.com - 14/07/2014, 10:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Saham-saham media yang menyiarkan hitung cepat (quick count) yang memenangkan Prabowo-Hatta Rajasa terjun bebas pada perdagangan Kamis lalu. Saham VIVA dan MNC, misalnya, terpantau anjlok.

Analis Trust Securities, Reza Priyambada, memandang kondisi semacam itu lumrah saja terjadi. Sebab, pasar saham tidak lepas dari persepsi dan sentimen. Penayangan hitung cepat pada beberapa stasiun televisi itu merupakan sentimen bagi publik, khususnya investor.

"Bisa saja dihubungkan (tayangan hitung cepat dengan saham). Penayangan seperti itu saya lihat lebih pada sentimen, persepsi bagi pasar bahwa tayangan yang 'berbeda' menimbulkan ketidakpercayaan," kata Reza saat berbincang dengan Kompas.com, akhir pekan lalu.

Menurut Reza, harus disadari bahwa industri media terkait erat dengan pemirsa atau audiens. Ketika ada penilaian tertentu dari audiens, bisa saja hal itu berdampak pada menurunnya pendapatan media tersebut. Pendapatan ini misalnya berupa iklan.

"Namun, media bisa mengoptimalkan penghasilan dari iklan misalnya. Harus disadari, ketika ada penilaian audiens, pendapatan bisa turun," ujar Reza.

Meski demikian, Reza melihat, karena hanya sentimen, situasi akan kembali normal dalam beberapa hari. "Ada beberapa saham yang sudah mulai merangkak naik juga kan sampai hari ini (Jumat, 11 Juli 2014). Dalam 2-3 hari akan normal lagi. Pasar kan jelas bisa melihat," ujar dia.

Terkait fluktuasi saham tersebut, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) menegaskan, kondisi tersebut tidak berhubungan dengan fundamental perusahaan. Corporate Secretary VIVA Neil Tobing mengatakan, saat ini VIVA tengah memasuki momentum yang sangat bagus dengan dukungan kinerja anak-anak perusahaan yang terus meningkat.

"Secara fundamental kinerja VIVA terus tumbuh secara solid dan berkelanjutan. Oleh karena itu, fluktuasi harga saham perseroan pada bursa saham dalam 2 hari ini tidak mencerminkan kondisi riil VIVA," ujar Neil dalam keterangan resmi.

Neil mengatakan, investor akan rasional dan melihat prospek bisnis VIVA yang tumbuh dengan luar biasa tersebut dalam mengambil keputusan investasi. "Sebagai emiten kami tidak dapat mengontrol pergerakan harga saham. Namun, kami bisa memastikan bahwa kinerja dan fundamental VIVA saat ini sangat solid," ujar dia.

Seperti diberitakan, pergerakan saham PT Visi Media Asia (VIVA) milik Grup Bakrie yang menaungi TV One dan saham PT Media Nusantara Citra (MNCN) milik Hary Tanoesoedibjo yang membawahi Global TV, MNC TV, dan RCTI sempat anjlok pada perdagangan Kamis (10/7/2014).

Saham VIVA turun 4,85 persen di posisi Rp 255 per saham. Pada saat yang sama, saham MNCN juga terkoreksi lebih dari 4 persen, tepatnya sebesar 4,21 persen menjadi Rp 2.615 per saham. (Baca: Saham VIVA dan MNC Anjlok akibat "Quick Count" Menangkan Prabowo)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com