Peningkatan tersebut terlihat dari Indeks Harga Properti Residensial pada kuartal II 2014 yang tumbuh tipis sebesar 1,69 persen secara kuartalan, lebih tinggi dibandingkan 1,45 persen pada kuartal sebelumnya. Adapun secara tahunan, kenaikan harga properti residensial melambat dibandingkan kuartal I 2014, yaitu dari 7,92 persen menjadi 7,40 persen.
"Kami hanya memonitor pasar primer, bukan rumah bekas, tapi rumah baru. Kuartal II-2014 secara triwulanan, harga properti residensial masih meningkat secara indeksnya. Kami perkirakan di kuartal III masih positif meski melambat," kata Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Hendy Sulistyowati di kantornya, Rabu (13/8/2014).
Lebih lanjut Hendy memaparkan, peningkatan harga secara kuartalan terjadi pada semua tipe rumah, terutama pada rumah tipe kecil yang tumbuh 2,09 persen. Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang mencapai 1,90 persen.
Adapun peningkatan harga rumah tipe menengah mengalami pertumbuhan dari 1,65 persen pada kuartal I 2014 menjadi 1,79 persen pada kuartal II 2014. Sementara itu, peningkatan harga rumah besar pada kuartal II-2014 tercatat sebesar 1,20 persen dibandingkan 0,80 persen pada kuartal sebelumnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengungkapkan secara kuartalan memang terjadi kenaikan harga rumah. Namun, kenaikan tersebut tidak secara langsung karena imbas kebijakan Loan to Value (LTV).
"Ketentuan LTV bukan tidak langsung untuk membuat harga tidak naik. Harga rumah naik bisa juga karena ada kenaikan upah, biaya bangunan. BI mereskema demand yang berlebihan, untuk mengendalikan harga," ujar Tirta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.