Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Perbankan Ingin Bantu Kurangi Beban APBN

Kompas.com - 28/08/2014, 11:39 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas), Sigit Pramono mengatakan, Indonesia Banking Expo 2014 mengangkat tema Peran Aktif Perbankan dalam Mendorong Perkembangan Industri Subtitusi Impor dalam Mewujudkan Ekonomi Berdikari".

Alasan utama tema tersebut diambil adalah munculnya kesadaran di industri perbankan untuk lebih berkontribusi dalam menekan beban APBN. Dia bilang, salah satu penyebab beban APBN adalah impor barang-barang industri.

"Yang kami tawarkan adalah membangun mengurangi beban neraca pembayaran, yaitu dengan mendorong industri subtitusi impor," kata dia dalam sambutannya di Indonesia Banking Expo 2014, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (28/8/2014).

Lebih lanjut dia bilang, pemerintah, perbankan, masyarakat, dan juga akademisi harus seragam mendefinisikan apa yang dimaksud dengan industri subtitusi impor dan ekonomi berdikari. Menurut dia, ekonomi berdikari bisa direalisasikan jika industri subtitusi impor berkembang.

Ia mengatakan, pengalaman menunjukkan pada masa silam BUMN diwajibkan menggunakan produk industri dalam negeri. Sayangnya, kualitasnya belum mumpuni. Sehingga yang terjadi justru inefisiensi. Untuk mendorong perkembangan industri subtitusi impor, peran perbankan pun menjadi krusial.

Oleh karena itu, lanjut Sigit, dalam IBEX kali ini dihadirkan semua pemangku kepentingan. "Untuk bersama-sama menuangkan pemikirannya untuk disampaikan ke pemerintahan baru," ujar dia.

Selain diskusi mengenai perkembangan industri subtitusi impor, IBEX 2014 juga menghadirkan pelaku lain yang berkaitan dengan pendalaman keuangan dan sosialisasi LPS. IBEX juga melibatkan pelajar dan mahasiswa.

"Tanpa mengikutkan generasi muda, ini adalah ssuatu yang mustahil. Kami mengajak mahasiswa dan pelajar untuk bergabung, sehingga mereka mengerti betul apa yang dilakukan perbankan. Kami menyajikan melalui format museum," kata Sigit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com