Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Permintaan Jokowi Naikkan Harga BBM, Ini Pertimbangan SBY

Kompas.com - 30/08/2014, 14:09 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung memberikan alasan mengapa Presiden SBY menolak permintaan presiden terpilih Joko Widodo pada pertemuan di Nusa Dua, Bali, Rabu (27/8/2014).

Menurut Chairul Tanjung atau CT, permintaan Jokowi ditolak karena Presiden menganggap bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengambil kebijakan menaikkan harga BBM subsidi. "Sikap pemerintah SBY demikian karena tahun lalu pemerintah baru menaikkan harga BBM subsidi 33 persen. Itu tentu memberatkan masyarakat," ujar CT setelah menggelar rapat koordinasi pencabutan gugatan Newmont, Jakarta, Jumat (29/8/2014).

Selain itu, pemerintah pun sudah menaikkan harga listrik secara berkala. "Saat ini, pemerintah menaikkan harga listrik atau tarif dasar listrik setiap tiga bulan," kata dia.

Alasan ketiga, menurut CT, karena dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi pemerintah akan menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram, seperti yang sudah diusulkan oleh Pertamina. Alasan-alasan itulah yang menurut CT menjadi pertimbangan bagi Presiden SBY untuk menolak usulan Jokowi karena dinilai akan semakin membebani masyarakat.

"Akan sangat berat apabila masyarakat menanggung kenaikan harga BBM bersubsidi dalam waktu dekat ini. Oleh karenanya, pemerintah mengusulkan agar sampai 20 Oktober 2014 tidak ada kenaikan (harga) BBM," kata mantan Ketua Komite Ekonomi Nasional itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com