Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2014, 08:02 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com
- Kekhawatiran akan terjadinya restart pada permainan uang (money game) Mavrodi Mondial Moneybox (MMM) akhirnya terjadi.

Permainan uang yang di Indonesia dipoles menjadi arisan berantai Manusia Membantu Manusia (MMM) itu, mesin sistemnya dimatikan lalu dihidupkan lagi.

Langkah me-restart sistem itu dilakukan Sergey Mavrodi, pemilik sistem asal Rusia per 29 Agustus 2014.

Namanya juga restart. Permainan dimulai dari nol lagi. Semua anggota arisan, termasuk para manajer harus memulai dengan kegiatan menyetor uang, yang dalam MMM disebut provide help (menyediakan bantuan) atau PH.

Padahal, sebelum mesin di-restart, ada ratusan ribu bahkan jutaan anggota arisan yang sudah menyetor.

Mereka ini mestinya tinggal menikmati hasil. Sistem menjanjikan mereka mendapatkan setoran balik secara otomatis ke rekening mereka.

Setoran balik ini disebut uang get help (GH). Besarnya 130 persen, yang berarti untung 30 persen dari uang setoran.

Misalnya member mengirim Rp 10 juta, dalam waktu sekitar satu bulan, yang bersangkutan akan mendapatkan setoran balik sebesar Rp 13 juta.

Nah, para member yang semestinya tinggal menikmati untung inilah yang terkena dampak. Mereka gagal mendapatkan setoran (GH) berlipat yang dijanjikan sistem. Kalaupun masih ada harapan, mereka  harus menunggu dan harap-harap cemas. Jumlah mereka ini diperkirakan mencapai ratusan ribu bahkan jutaan.

Situs mmmindonesia.com mengklaim, pertengahan Agustus 2014 saja, member mereka sudah tembus 1,6 juta orang/akun. Khusus di Jatim. jaringan anggota arisan ini mewabah hingga pelosok desa. Paling besar, anggota mereka berada di Malang Raya. 

Para member yang sedang menunggu setoran balik (GH)  kini pun menunggu sambil harap-harap cemas.

Berliana, member asal Surabaya, misalnya, sempat mengerutkan dahi saat  membuka akun MMM miliknya, Senin (1/9/2014). Begitu akun terbuka, laman memunculkan pop up video  rekaman Sergey Mavrodi. Video itu diunggah melalui Youtube, 29 Agustus 2014.

Setelah meng-klik, perempuan 30 tahun itu baru tahu, sistem MMM di-restart. Video Sergey berisi pengumuman itu.

Ahli komputer dan money game ini, dalam video mengungkapkan berbagai hal tentang kondisi MMM di dunia, termasuk di Rusia dan Indonesia.

Sergey berbicara menggunakan bahasa Rusia. Dalam video yang diunggah akun mmmindonesiadotcom ini, pidato Sergey dilengkapi terjemahan bahasa Indonesia. Saat menyampaikan pernyataan, Sergey mengenakan kaus abu-abu lengan panjang.

Seperti rekaman-rekaman sebelumnya, Sergey meletakkan kedua tangan di atas kepala. Posisinya duduk dan bersandar.

Suaranya datar dan sama sekali tidak menunjukkan kepanikan. Video berdurasi 3,49 menit itu hingga Jumat (5/9/2014) sudah disaksikan 54.799 viewer.

Sergey lewat video itu berusaha meyakinkan para pengikut arisan berantai.

Ia menyatakan terpaksa me-restart karena usahanya memperbaiki kerusakan sistem MMM Indonesia tidak berhasil. Mesin berupa sistem teknologi informasi itu macet.

Member yang mengajukan permintaan kiriman uang, tidak bisa diproses. Akibatnya, jutaan akun member gagal mendapatkan uangnya. “Kami harus menyatakan restart,” kata Sergey.

Pada akun setiap member yang berhasil mengajukan kiriman, saat ini hanya tertulis nominal uang yang menjadi haknya. Nominal itu sudah termasuk bonus 30 persen. Nah nominal itulah yang tidak kunjung menjadi uang riil dan bisa dinikmati.

Masih menurut cerita Sergey. Ada kepanikan yang malah membuat sistem MMM menjadi rusak.

Dia berusaha meyakinkan dengan memberikan contoh, di Rusia sebelumnya juga terjadi kepanikan karena kebijakan pemerintah setempat yang menentang sistem MMM. Di negara asalnya, MMM juga mengalami restart. (idl/ben/day)
baca juga: "Arisan MMM Tinggal Tunggu Meledak Saja"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com