Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Sertifikasi, Tenaga Kerja Indonesia Kalah Bersaing

Kompas.com - 11/09/2014, 20:17 WIB
Tabita Diela

Penulis

 


JAKARTA, KOMPAS.com -
Integrasi ekonomi kawasan Asia Tenggara tidak hanya menawarkan kesempatan bagi tenaga kerja asal Indonesia. Menurut Wakil Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Sumarna F. Abdurrahman, tenaga kerja asal Indonesia akan kalah jika harus bersaing dengan tenaga kerja asing yang terampil.

"(Sektor) logistik itu, kalau tenaga kerja diambil dari negara ASEAN di kawasan Indo-China, Myanmar, Laos, upahnya murah tapi terampil, habislah tenaga kerja kita," ujar Sumarna, Kamis (11/9/2014).

Menurut Sumarna, sektor logistik adalah bagian dari lima sektor jasa yang akan berkembang dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Namun, Indonesia masih tertinggal dalam pengembangan sektor tersebut.

Tidak hanya sektor logistik. Secara umum, tenaga kerja Indonesia pun belum dibekali dengan keterampilan bersertifikat. Hal senada disampaikan pula oleh Rektor Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti, sekaligus Ketua Komite Tetap Koordinasi Himpunan Dewan Bisnis Kadin, Bayu Prawira Hie.

"Hal ini penting untuk mendorong perguruan tinggi, mau didik seperti apa muridnya. Tanpa standardisasi, lulusan perguruan tinggi tidak siap pakai. Kuncinya pada sertifikasi," ujar Bayu.

Sejauh ini, berdasarkan data yang dimiliki BNSP, kualitas tenaga kerja Indonesia lebih unggul dibandingkan Filipina dan Vietnam. Namun, kualitas tenaga kerja Indonesia sudah tertinggal dari Malaysia dan Thailand.

Meski pemerintah sudah mengeluarkan regulasi tentang ketenagakerjaan dan pembentukan BNSP untuk mencetak tenaga kerja yang kompeten dan profesional, namun implementasinya terbukti belum maksimal.

Seharusnya, lulusan lembaga pendidikan mengikuti uji kompetensi. Mereka yang lulus uji kompetensi akan menerima sertifikat. Sertifikat tersebut menjamin kompetensi tenaga kerja tersebut.

Sumarna mencontohkan, perusahaan-perusahaan yang menerima tenaga kerja dari berbagai negara di ASEAN tidak lagi melihat asal negara tenaga kerja. Perusahaan melihat kemampuan yang dibuktikan dengan sertifikat.

"Oleh karena itu, kita harus mengembangkan standar kompetensi supaya lembaga pendidikan mendapatkan amunisi tentang apa yang dibutuhkan oleh industri. Kita juga mendorong tenaga pendidikan untuk menyelenggarakan pelatihan berbasis standar kompetensi," pungkas Sumarna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan | Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup

[POPULER MONEY] Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan | Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup

Whats New
Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Whats New
Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com