Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag: Proteksi Bukan Cara untuk Menangkan Perdagangan Dunia

Kompas.com - 12/09/2014, 14:49 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi menyatakan, implementasi kebijakan proteksi barang-barang asing bukanlah cara tepat untuk memenangkan kompetisi di perdagangan dunia baru.

Hal itu, sebut dia, setelah mempelajari apa yang terjadi dengan free trade agreement (FTA) dengan China yang bermula pada 2005, dan FTA dengan Jepang yang mulai pada 2008.

"Kalau kita lihat angkanya, dari tahun ke tahun gap-nya makin besar antara ekspor dan impor. Kenapa? Karena ekspor kita itu dari masa ke masa bahan mentah dan ditambah migas. Ada PR yang tidak kita kerjakan, yaitu meningkatkan nilai tambah," kata Lutfi ditemui di sela-sela East Asia Policy Dialogue: Indonesia in Trade Agreements, yang dihelat di Kempinski Hotel, Jakarta, Jumat (12/9/2014).

Dalam dialog tersebut, mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang itu menuturkan, cara menjaga ekonomi dan pasar domestik bukanlah dengan cara memproteksi market. "Tapi membina dan mengembangkan ekonomi dan market dengan industrialisasi," kata dia.

Adapun yang dibutuhkan untuk membangun industrialisasi, tidak lain sambung Lutfi, adalah membangun infrastruktur. Dia bilang, ini harus menjadi fokus perhatian pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Dalam dialog yang juga menghadirkan mantan Dirjen WTO Pascal Lamy tersebut, Lutfi juga menerangkan, dalam sepuluh tahun mendatang 80 persen dalam tarif line ASEAN 6 harus nol persen.

Sejauh ini ASEAN 5 sudah mencapai 65 persen tarif line. Liberalisasi perdagangan, menurut Lutfi, mustahil dihindari. Namun, Indonesia bisa mendapat benefit dari market yang lebih besar, dengan catatan memibili barang-barang yang kompetitif. Industrialisasi, menjadi kunci utama.

"Nah saya merasa bahwa jangan kita mengulangi kesalahan masa lalu. Kita menandatangani liberalsiasi perdagangan, tapi kita tidak membangun industrinya," kata Lutfi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com