Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutama Karya Dapat Konsesi Tol Trans Sumatera 40 tahun

Kompas.com - 15/09/2014, 14:54 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pemerintah akan memberikan hak pengusahaan atau konsesi jalan tol Trans Sumatera selama 40 tahun kepada PT Hutama Karya sebagai pelaksana proyek. Aturan main ini tertuang dalam Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Pulau Sumatera.

Calon beleid ini menyatakan, hak konsesi yang melekat pada badan usaha milik negara (BUMN) karya tersebut adalah dalam rangka melaksanakan penugasan pemerintah untuk membangun empat ruas jalan bebas hambatan di pulau berjulukan Andalas itu. Keempat ruas tol itu: Medan–Binjai, Palembang–Indralaya, Pekanbaru–Kandis–Dumai, dan Bakauheni–Terbanggi Besar. Total panjangnya mencapai 322,98 kilometer.

Selain itu, Hutama Karya juga mendapatkan beberapa kemudahan untuk membangun megaproyek dengan total nilai Rp 39,33 triliun tersebut. Yakni, bisa bekerjasama dengan pihak lain untuk membangun tol Trans Sumatera melalui pembentukan anak perusahaan.

Meskipun boleh membentuk anak perusahaan, Hutama Karya harus tetap menjadi pemegang saham mayoritas. "Dalam perpres ini juga dikatakan, setelah jalan tol selesai dibangun, Hutama Karya juga bisa mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan saham mereka kepada mitra kerjasama atau pihak lain," kata Dedy Priatna, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), akhir pekan lalu.

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto sudah meneken draft final Perpres Percepatan Pembangunan Tol Trans Sumatera pada Kamis (11/9/2014) pekan lalu. Kalau tak ada aral melintang, perpres ini bakal terbit bulan depan. "Hutama Karya akan diprioritaskan untuk membangun dua ruas dari empat ruas, yakni Medan–Binjai dan Palembang–Indralaya, dengan pertimbangan lahan yang sudah siap ketimbang dua ruas lainnya," ujar Djoko.

Di ruas Medan–Binjai, sekitar 70 persen tanah yang akan dilewati tol ini adalah milik PT Perkebunan Nusantara II sehingga lebih muda. Sedang, Palembang–Indralaya masih dilakukan pembebasan lahan dan diharapkan bisa selesai dalam waktu dekat.

Skema pendanaan

Menurut I Gusti Ngurah Putra, Direktur Utama Hutama Karya, perusahaannya akan segera merespon penugasan sebagai pelaksana proyek Tol Trans Sumatera. "Kami akan segera menggelar rapat mengenai penugasan ini," katanya yang belum membaca draf final perpres itu.

Salah satu yang akan segera Hutama Karya siapkan adalah soal pendanaan. Untuk membangun Tol Trans Sumatra, berdasarkan hitungan pemerintah, butuh dana puluhan triliunan rupiah (lihat tabel). Dan, perusahaan pelat merah itu boleh mencari pembiayaan dengan beragam skema. Misalnya, pinjaman dari badan investasi pemerintah dan lembaga keuangan lokal.

Dengan banyaknya opsi yang diberikan pemerintah itu, tentu akan memudahkan Hutama Karya dalam mencari dana proyek tol Trans Sumatera. Tapi, Gusti akan menghitung untung dan rugi dari setiap skema. "Opsi yang paling menguntungkan yang akan kami pilih," ujar Gusti.(Agus Triyono, Asep Munazat Zatnika, Fahriyadi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com