Muliaman menyebut, berdasarkan data Bank Dunia, pada tahun 2003 jumlah kelas menengah di Tanah Air mencapai 37,7 persen. Akan tetapi, jumlah itu meningkat pesat tahun 2010 hingga meningkat menjadi 60 persen atau sekitar 134 juta jiwa.
"Kita bisa melihat kesempatan yang cukup besar untuk meningkatkan jumlah investor domestik dengan menjaring potensi masyarakat kelas menengah," kata Muliaman dalam pidato kuncinya pada acara Investor Summit and Capital Market Expo, Rabu (17/9/2014).
Muliaman mengungkapkan, golongan masyarakat kelas menengah diidentifikasi sebagai keluarga muda dan kecil, sukses meniti karir, memiliki pendidikan yang memadai, memiliki tabungan, dan pada umumnya hidup di kota besar. Golongan masyarakat ini dengan mudah masuk ke kategori consumer state people.
"Saat ini bagaimana menjadikan pasar modal sebagai bagian dari lifestyle sejalan dengan consumer state people itu. Di satu sisi mereka memiliki permintaan besar akan kebutuhan investasi, tapi pengetahuan mereka minim tentang bagaimana mereka investasi di jasa keuangan, khususnya pasar modal," ujar Muliaman.
Kondisi yang terjadi pada golongan masyarakat kelas menengah saat ini, diakui Muliaman, adalah mereka yang masih memiliki pandangan yang konvensional dalam berinvestasi, umumnya melalui tabungan atau deposito di bank. Oleh karena itu, sosialisasi dan edukasi terkait pasar modal menurut dia harus dilakukan secara berkesinambungan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.