Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/10/2014, 09:40 WIB
Kontributor KompasTV, Muhamad Syahri Romdhon

Penulis


KOMPAS.com - "Kreatifitas itu tidak boleh mati". Semboyan itulah yang memotivasi Usman (37 tahun), seorang pria yang menghasilkan puluhan kursi cantik dan awet dari ban bekas, setiap harinya.

Usaha rintisan bapaknya di tahun 1980-an itu, kini semakin berkembang besar, dengan dua puluh lima karyawan, dan pengiriman ratusan buah ke luar pulau jawa tiap bulannya.

Sebagian orang mungkin tak menyangka, kursi cantik dari ban bekas itu, berasal dari sini, di sebuah Desa Kasugengan Lor, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Lokasi produksi yang tak jauh dari jalur utama Pantura, dan tepat di pinggir jalan ini, tampak seperti sebuah tukang loak. Meski sedikit kokoh, bangunan terkesan didirikan dengan bahan seadanya. Pintu masuknya terbuat dari seng, di sekelilingnya dipenuhi barang dan ban bekas.

Namun ternyata, setelah masuk, anda akan dikagetkan dengan tumpukan puluhan, bahkan ratusan ban bekas, yang berada di atas lahan sekitar satu hektar. Sebagian masih bahan mentah, sebagian sudah disulap menjadi kursi ban bekas yang cantik.

Di bagian depan, Usman membelah ban bekas menggunakan pisau yang sangat tajam. Di bagian tengah hingga paling belakang, belasan pekerjanya pula mengolah dan membuat kursi ban bekas.

Setiap minggu, Usman membeli ban bekas truk fuso yang berukuran sangat besar sejumlah 120 buah, dari Jakarta. Ia pula membeli ban bekas mobil truk, dan mobil biasa, untuk anyaman dan kreasi lainnya.

"Kebanyakan bahannya (ban bekas) dari Jakarta. Tapi ada juga dari daerah lain. Sekali beli, pakai truk fuso," jelas Usman di tengah aktivitasnya, Sabtu siang (11/10/2014).

Usaha kursi dari ban bekas yang sedang dijalaninya itu, ternyata rintisan bapaknya, Yusuf, di tahun 1980an. Dari yang hanya ditemani dua orang pekerja, kini usaha ban bekas itu dipenuhi lima belas hingga dua puluh lima karyawan bila kejar target.

"Bahkan dahulu bapak memulai usahanya sejak masih merantau di Jakarta. Karena melihat banyak ban bekas berantakan, ia belajar merapihkan hingga bisa membuat kursi," kata Usman.

Dalam sehari, bapak yang baru dianugerahi dua anak, bersama lima belas pegawainya, dapat menghasilkan lima belas set, dengan jumlah satu setnya 4 kursi dan satu meja, dalam satu hari. "Dalam seminggu, kita bisa selesaikan sekitar 105 set, atau sebanyak 420 kursi, dan 105 meja, siap kirim," jelas Usman.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com