Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Perekonomian: Soal G-20 Menteri Susi, Lebih Tepat Dibahas Bilateral

Kompas.com - 17/11/2014, 15:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofjan Djalil, mengatakan, permasalahan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, yang menyatakan G-20 merugikan Indonesia, sebenarnya lebih tepat dibahas dalam kerangka bilateral.

"Sebenarnya Bu Susi mempermasalahan ekspor perikanan ke negara-negara tertentu kena pajak 10 persen. Itu kita akan bahas secara bilateral," kata Djalil, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (17/11/2014).

Menurut dia, perhatian koleganya itu bukan pada keanggotaan G-20 tetapi lebih kepada bagaimana agar produk-produk perikanan Indonesia bisa bersaing secara adil di tingkat global.

Sebaliknya dengan lontaran pendapat perempuan menteri itu, Djalil malah mengatakan, "Keanggotaan Indonesia dalam G-20 adalah suatu kehormatan bagi Indonesia. Banyak manfaat yang kita peroleh dengan mengikuti G-20."

Sebelumnya, Susi mendesak agar aturan terkait perikanan dalam kelompok G-20 tidak merugikan sektor perikanan Indonesia.

"Kita ingin menjadi tuan rumah dan berdaulat di negeri sendiri," kata dia, dalam acara dialog dengan pelaku usaha, di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Selasa (11/11/2014).

Dia juga meminta direktur jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP menyurati sejumlah instansi agar meminta keluar dari G-20 pada sektor perikanan bila ternyata aturannya merugikan produk Indonesia.

Indonesia di G-20, kata Susi, bukanlah negara yang berperan besar dalam pengambil keputusan dalam perhimpunan negara-negara di tingkat global itu. "Kita bukan G-8, kita hanya penggembira," ucapnya.

Sehari setelah lontaran pendapat perempuan menteri berlatar pengusaha itu, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP, Saut Hutagalung, mengemukakan, bila ternyata lebih menguntungkan maka Indonesia lebih baik keluar dari G-20.

"KKP sedang siapkan surat tentang ini," kata Hutagalung, ketika dikonfirmasi pernyataan "Indonesia keluar dari sektor perikanan G-20" itu, di Jakarta, Rabu (12/11/2014).

Hutagalung menjelaskan, atasannya itu berpandangan lebih baik perikanan Indonesia keluar dari G-20 agar produk-produk perikanan dapat dikenakan tarif bea masuk lebih rendah di pasar negara lain seperti ke Amerika Serikat.

baca juga: Menteri Susi Teriak, Tak Ada Untungnya bagi Indonesia Masuk G-20

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapan Dividen Dibagikan? Ini Penjelasan Lengkapnya

Kapan Dividen Dibagikan? Ini Penjelasan Lengkapnya

Earn Smart
Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Whats New
SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

Whats New
PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Whats New
Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com