Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Sepanjang 2014 Ekonomi Indonesia Melambat tetapi...

Kompas.com - 20/11/2014, 23:58 WIB
Tabita Diela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan sepanjang 2014. Pemulihan ekonomi global yang belum maksimal juga menyeret perekonomian domestik ke kondisi serupa.

Di hadapan Presiden Joko Widodo, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo memaparkan bahwa kondisi tersebut sudah berlangsung sejak 2013. Dia menyebutkan pula terjadinya penurunan ekspor dan pelemahan ketahanan energi. Pertumbuhan ekonomi, lanjut dia, juga terkendala defisit neraca berjalan.

"Ekspor kita menurun tajam akibat melemahnya permintaan dari negara-negara mitra dagang utama, dan merosotnya harga komoditas ekspor berbasis sumber daya alam (SDA)," papar Agus dalam "Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2014" di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (20/11/2014).

Konsekuensinya, kata Agus, pertumbuhan ekonomi di sebagian besar provinsi yang perekonomiannya berbasis ekspor produk ekstraktif--terutama di Sumatera dan Kalimantan-- juga menurun drastis.

Masih ada perbaikan

Di sisi lain, kondisi perekonomian Indonesia juga memberikan indikasi perbaikan. Menurut Agus, perbaikan terjadi karena pemerintah dan BI mengambil kebijakan yang tepat.

Sebagai bagian dari pidatonya, Agus mengungkap beberapa data penunjang, antara lain data kredit bermasalah (non-performing loan alias NPL) perbankan yang mencapai 2,8 persen dari total penyaluran kredit, per September 2014.

Agus juga menyebutkan rasio kecukupan modal (CAR) perbankan nasional saat ini mencapai 19,4 persen, dengan pertumbuhan kredit sebesar 13,2 persen, yang kesemuanya terhitung per September 2014.

Adapun terkait investasi--sekalipun berbentuk portofolio yang rentan keluar masuk--tercatat mencapai Rp 177,75 triliun selama Januari hingga pertengahan November 2014. Jumlah ini, kata Agus, melampaui kinerja sepanjang 2013 yang hanya mencatatkan nilai investasi sebesar Rp 35,9 triliun.

Perbaikan, lanjut Agus, juga terlihat dari berkurangnya defisit neraca berjalan per triwulan III 2014, dibandingkan periode yang sama pada 2013. Inflasi, sebut Agus, per September juga konsisten memperlihatkan tren penurunan di kisaran 4,53 persen, jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada 2013 dengan capaian 8,4 persen.

"Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa langkah-langkah kebijakan yang ditempuh Pemerintah dan Bank Indonesia telah mengembalikan kondisi ekonomi makro kembali pada jalur stabilitas. Capaian ini perlu kita jaga dan lindungi bersama dari kepentingan-kepentingan pragmatis jangka pendek," tegas Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com