Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Harga Avtur di Indonesia Mahal?

Kompas.com - 26/11/2014, 05:23 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Harga avtur di Indonesia menurut Indonesian National Air Carriers Assosiation (INACA)--asosiasi maskapai penerbangan komersial di Indonesia--terlalu mahal. Sejumlah alasan di balik penentuan harga avtur itu pun disebut muncul dalam rapat di Kementerian Keuangan pada Selasa (25/11/2014) petang.

“Tadi Pertamina (menyampaikan) alasannya harga (jual avtur) di kilang kita (di Indonesia) lebih mahal daripada (avtur) yang impor. Kami akan cari solusinya,” kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro kepada wartawan, seusai rapat.

Pada Selasa, jajaran pengurus INACA bertandang ke Kementerian Keuangan untuk mengajukan permintaan terkait segera berlakunya zona penerbangan bebas (Open Sky) ASEAN pada 2015. (Baca: Open Sky Berlaku pada 2015, Industri Penerbangan Ajukan 3 Permintaan).

Hadir juga dalam pertemuan itu perwakilan dari PT Pertamina dan jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Ditemui terpisah setelah pertemuan tersebut, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Agung Kuswandono memberikan penjelasan lain soal harga avtur yang dikeluhkan INACA itu.

Menurut Agung, harga avtur Indonesia lebih mahal karena Pertamina harus pula membiayai pengiriman pasokan avtur hingga ke daerah terpencil Indonesia sekalipun. "Jadi akhirnya total pembiayaannya menjadi besar. Jadi harga avturnya juga mahal,” tutur dia.

Agung hadir dalam pertemuan itu karena dibahas pula soal bea masuk pembelian pesawat dan atau komponennya. Soal bea masuk juga menjadi keluhan lain dari INACA. Menjelang pemberlakuan Open Sky ASEAN pada 2015, INACA meminta bea masuk dan sejumlah komponen pajak untuk pembelian pesawat dan atau komponennya dihapus.

Sementara itu, perwakilan Pertamina tak satu pun bersedia berkomentar soal polemik harga avtur ini. (Baca: Harga Avtur Indonesia Lebih Mahal 12 Persen Dibanding Singapura). Mereka adalah Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina Muhamad Husein dan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Whats New
Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Whats New
Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Whats New
KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

Whats New
Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

Whats New
Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

Whats New
Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Whats New
Simak 10 Jenis Pekerjaan 'Work From Anywhere' Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Simak 10 Jenis Pekerjaan "Work From Anywhere" Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Work Smart
Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Work Smart
Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Whats New
Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Whats New
Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Whats New
Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com