Dia menuturkan, sebagian besar berasal dari Batam, Pekalongan, dan Banyumas. "Saya pernah ke Mauritius, 1.000 lebih ABK dari Batam, Pekalongan, dan Banyumas. Pergi ke Hongkong juga begitu, pasti ada ABK Indonesia," jelas Suseno di Kantornya, Jakarta, Rabu (28/1/2015).
Meskipun begitu menurutnya, kebanyakan dari mereka tidak direkrut dari jalur yang benar. Pasalnya, tidak semua lulus dari sekolahan kelautan. "Sayangnya mereka direkrut diluar dari sekolah (kelautan). Jadinya mereka tidak siap. Mungkin mereka masuk ke sana karena daripada nganggur saja," kata Suseno.
Menurutnya, jika dilakukan secara benar, melalui KKP perekrutannya, ABK yang diserap akan siap secara fisik dan juga kompetensi. "Kalau kita ada tes secara fisik lalu pembuktian kompetensi dengan sertifikat. Jadi ABK kita sangat siap," kata Suseno.
Terkait hal tersebut, baru-baru ini KKP menerima tawaran dari Kapal Observer Jepang untuk 3.000 ABK. "Hari ini kami menerima tawaran, observer dari Jepang. Mereka minta 3.000 ABK dari kita," jelas Suseno.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.