Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Peringatkan Mafia Beras

Kompas.com - 25/02/2015, 10:36 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA,KOMPAS.com — Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengancam akan mengambil langkah tegas berupa hukuman pidana bagi mereka yang melakukan penimbunan beras. Hal ini disampaikan oleh Gobel dalam kunjungannya ke gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Jakarta-Banten hari ini, Rabu (25/2/2015).

"Tindakan yang akan kita ambil bisa berupa pidana dan izinnya dicabut karena ini beras operasi pasar yang harganya ditentukan oleh pemerintah," kata Gobel.

Gobel memberi contoh temuan beberapa hari lalu, yakni adanya aksi penimbunan beras milik Bulog, seperti temuan adanya "beras siluman" masuk ke Pasar Induk Cipinang, awal Februari lalu.

"Seperti yang saya temukan, ada satu gudang menimbun dan masuk merek dagang mereka sendiri. Itu sudah menyalahi kepercayaan pemerintah. Nah, ini harus ditindak," kata Gobel.

Gobel mengatakan, dirinya sudah memberi peringatan untuk tidak melakukan penimbunan. Namun, lanjut dia, hal itu tetap saja dilakukan. "Kemarin itu sebenarnya saya berikan sinyal untuk mereka supaya tidak main-main, tapi tidak diindahkan. Jadi, jangan main-main, bahkan membuat keresahan. Kemudian, (kami akan) bekerja sama dengan Kapolri, baik polisi maupun TNI, untuk memberantas masalah mafia beras ini," kata Gobel.

Selain itu, Gobel mengatakan sudah meminta Kepala Bulog untuk melakukan audit gudang-gudang beras yang ada. Saat ini, terhitung ada 14.000 gudang beras milik pedagang di seluruh Indonesia.

"Yang jelas, sudah minta Kabulog untuk audit keseluruhan, mulai dari proses pengambilan keputusan dikeluarkan sampai penunjukan pedagang sampai ke mana barang disalurkan," kata Gobel.

Menurut Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina, Senin (23/2/2015), jika dalam audit ditemukan aksi pelanggaran penimbunan beras, maka akan diganjar sanksi mulai dari pencabutan izin, bisa hukuman kurungan penjara selama lima tahun, dan denda sebesar Rp 50 miliar.

Sebelumnya, Gobel mengatakan, kenaikan harga beras disebabkan adanya pedagang beras yang bermain di balik kenaikan harga tersebut. Ada 1.800 ton beras masuk ke Pasar Cipinang, tetapi tidak melalui deliver order (DO) dari gudang Bulog.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com