Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor TIK Mampu Tingkatkan PDB

Kompas.com - 09/03/2015, 21:22 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA,KOMPAS.com - Perusahaan Konsultan Manajemen, McKinsey & Company menilai Indonesia secara global belum cukup matang dalam hal kesiapan sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Padahal, menurut Kepala Bidang Telekomunikasi, Media, dan Teknologi Asia Tenggara, McKinsey & Company, Michael Gryseels, semakin siap sektor TIK sebuah negara, akan semakin tinggi daya saing negara tersebut. "Sebagai gambaran, terdapat suatu korelasi yang kuat antara penetrasi jaringan pita lebar (broadband) dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Penetrasi broadband yang tinggi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Riset menunjukkan setiap peningkatan broadband sebesar 10 persen, pertumbuhan PDB akan meningkat dari 1,21 persen menjadi 1,38 persen,” kata Michael dalam acara peluncuran riset TIK bertajuk "Sepuluh Ide Memaksimalkan Sektor Teknologi, Informasi, dan Komunikasi di Indonesia Guna Meningkatkan Potensi Sosial Ekonomi" di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Senin (9/3/2015).

Sebagai informasi, berdasarkan World Forum’s Global Information Technology Report 2014, kapasitas TIK Indonesia saat ini masih menempati urutan ke-64 dari 148 negara dalam faktor kesiapan jaringan, urutan ke-85 pada konten digital dan kesiapan infrastruktur, urutan ke-61 pada keterampilan, dan urutan ke-63 pada pemanfaatan TIK guna memaksimalkan manfaat sosial bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.

Dalam laporannya, McKinsey & Company menyarankan tiga tema besar yang harus menjadi fokus Indonesia untuk memperbaiki sektor TIK di Indonesia. Yaitu, membangun ekosistem TIK yang dinamis, mengoptimalkan sektor TIK untuk mendorong percepatan pertumbuhan serta pemerataan ekonomi, dan yang terakhir dengan menggunakan TIK sebagai terobosan dalam pembangunan sosial berkesinambungan.

Selain itu, menurut Michael, pemanfaatan TIK secara signifikan mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM). "Pada 2012 terdapat lebih dari 55 juta UKM yang menyerap tenaga kerja sekitar 108 juta orang serta berkontribusi pada hampir 60 persen dari total PDB negara," lanjut Michael.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com