JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menilai, inflasi bulan Maret 0,17 persen masih tidak mengkhawatirkan. Dia berpendapat setelah dua bulan berturut-turut deflasi dan kini kembali mencetak inflasi adalah hal yang wajar.
"It's ok. Artinya yang penting kan target tahunan kita itu 4,5 persen -1 dan Itu yang paling penting," ujar Sofyan di Istana Kepresidenan, Rabu (4/1/2015).
Menurut Sofyan, inflasi di bulan Maret kali ini karena adanya fluktuasi pada harga beras dan juga bawang merah.
"Kalau bulan kemarin itu beberapa pergerakan. Harga beras ternyata belum ada penyesuaian yang diharapkan, karena panen raya mulai baru mulai sekarang ini. Lalu, kenaikan harga bawang dan lain-lain, tapi saya pikir masih oke," ujar dia.
Meski demikian, data Badan Pusat Statistis menunjukan kontribusi terbesar inflasi bulan Maret kali ini berasal dari kenaikan harga bahan bakar minyak. Kontribusinya mencapai 0,15 persen. Sementara bawang merah berkontribusi sebesar 0,1 persen dan beras 0,09 persen. Selain itu, yakni bahan bakar rumah tangga 0,03 persen, rokok kretek filter 0,02 persen, dan upah buruh 0,02 persen.
Menurut Sofyan, kondisi perekonomian Indonesia pada bulan Maret tekadang mencatatkan deflasi namun pernah juga inflasi. Oleh karena itu, Sofyan optimis kondisi akan membaik ke depannya karena pada bulan Januari-Februari telah terjadi deflasi.
"Kita kan masih nabung, Januari-Februari kan deflasi," ucap dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.