Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ihwal Pelabuhan Cilamaya, PHE ONWJ Bantah Pernyataan Aher

Kompas.com - 14/05/2015, 22:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) meluruskan pernyataan Guberunur Jawa Barat, Ahmad “Aher” Heryawan, yang mengatakan PHE ONWJ terlambat melayangkan keberatan atas proyek Pelabuhan Cilamaya. Padahal menurut Aher, proyek Pelabuhan Cilamaya sudah direncanakan sejak 2008 lalu.

“Tidaklah benar apabila Pertamina baru bicara hari ini mengenai rencana pembangunan pelabuhan di Cilamaya,” ungkap Communication and Relations Manager PHE ONWJ, Donna M Priadi, melalui surat elektronik kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (14/5/2015).

Dalam suratnya, Donna menuturkan, Pertamina pertama kali mendengar ada rencanya Pelabuhan Cilamaya pada tahun 2010, dari masyarakat sekitar daerah Cilamaya. Pada saat itu juga, PHE ONWJ sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) langsung menyampaikan dampak rencana tersebut terhadap operasi dan produksi, kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

SKK Migas kemudian melayangkan surat ke Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan. Donna menjelaskan, rencana alur Pelabuhan Cilamaya tepat berada di tengah wilayah operasi PHE ONWJ sehingga beresiko tinggi terhadap safety dan produksi sumur-sumur, pipa-pipa, anjungan-anjungan lepas pantai dan potensi cadangan migas di masa depan.

Donna memaparkan beberapa surat resmi mengenai keberatan rencana lokasi dan permintaan agar lokasi dapat ditinjau kembali, sebagai berikut. Pada 6 September 2010, Surat Kepala Divisi Penunjang Operasi BP Migas ke Direktur Pelabuhan dan Pengerukan Dirjen Perhubungan Laut untuk meminta pertimbangan kembali rencana pembangunan pelabuhan Cilamaya.

Pada 5 Juni 2013, PHE ONWJ mengirimkan surat ke Kepala SKK Migas tentang keberatan atas rencana pembangunan pelabuhan di Cilamaya. Pada 27 Agustus 2013, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) saat itu Karen Agustiawan mengirimkan surat resmi kepada Menteri Perhubungan, Menteri ESDM, tentang keberatan Pertamina atas rencana lokasi pembangunan pelabuhan di Cilamaya dengan tembusan ke Kepala SKK Migas, Dirjen Perhubungan Laut, dan Dirjen Migas.

Pada 18 Februari 2014, Karen kembali mengirimkan surat ke Menko Perekonomian tentang rencana pembangunan pelabuhan Cilamaya yang mempengaruhi operasi dan produksi PHE ONWJ, dengan tembusan ke Presiden RI, Menteri ESDM, Menteri Perhubungan, Menteri BUMN, Dirjen Migas, Kepala UKP4, Kepala SKKMigas. Pada 28 November 2014, Plt Dirut Pertamina saat itu M. Husen mengirimkan surat kepada Menko Perekonomian, tembusan ke Presiden RI, Menko Kemaritiman, Menteri ESDM, Menteri Perhubungan, Menteri Perindustrian, Menteri BUMN, PLT Dirjen Migas, Kepala SKKMigas, perihal dampak rencana pembangunan terhadap operasi dan produksi PHE ONWJ.

Selain itu, lanjut Donna, PHE ONWJ selalu menyampaikan keberatan atas rencana lokasi pelabuhan Cilamaya dan meminta pemerintah untuk meninjau kembali lokasi pelabuhan agar tidak mengganggu operasi dan produksi PHE ONWJ dalam berbagai rapat koordinasi dengan Departemen Perhubungan, Departemen ESDM, Kantor Kemenko Perekonomian, SKK Migas sejak 2012.

Sehingga akhirnya, pada April 2015 Wakil Presiden Jusuf Kalla memutuskan untuk memindahkan lokasi pelabuhan Cilamaya.

Sebelumnya, Guberunur Jawa Barat, Ahmad “Aher” Heryawan masih belum percaya keputusan pembatalan proyek pelabuhan Cilamaya oleh Jusuf Kalla. (baca: Gubernur Jabar Masih Belum Percaya Wapres Batalkan Proyek Cilamaya)

Aher juga menyangsikan alasan keberatan dari PHE ONWJ bahwa proyek pelabuhan Cilamaya bisa mengganggu produksi migas. (baca: Ancam Produksi Migas, Jokowi Diminta Memindahkan Lokasi Pelabuhan Cilamaya)

“Kalau masalahnya ada Pertamina dan segala macam, kami bertanya-tanya, 2008 sudah ada perencanaan (Cilamaya) kenapa kok Pertamina baru bicara hari ini??” tanya Aher, dalam pertemuan Gubernur-Gubernur Se-Indonesia dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Andrinof Chaniago, Jakarta, Senin malam (11/5/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com