Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kian Gencar, Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Palu dan Bitung

Kompas.com - 20/05/2015, 18:07 WIB
Estu Suryowati

Penulis

MANADO, KOMPAS.com - Pemerintah kian gencar melakukan pengembangan dua kawasan ekonomi khusus (KEK) di Sulawesi yaitu Palu dan Bitung untuk memacu perekonomian. Direktur Bidang Promosi Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal Himawan Hariyoga mengatakan, KEK Palu memiliki akses strategis ke Malaysia dan Filipina, sebab lokasinya dekat dengan Pelabuhan Pantaloan dan Parigi, yang merupakan akses ke Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II. "Setiap tahun, ALKI II dilayari 6.400 kapal besar, yaitu jalur Australia Barat ke Asia Timur," ujar Himawan dalam Gelar Potensi Investasi Daerah dan Regional Investment Forum, Manado, Rabu (20/5/2015).

Himawan mengatakan, KEK Palu diproyeksikan untuk sektor manufaktur seperti perakitan otomotif dan alat berat, serta industri elektronik. Kawasan ini juga diproyeksikan untuk industri agro seperti karet, coklat, rumput laut dan rotan.  Tak cuma itu, KEK Palu dianggap pas untuk industri pengolahan hasil tambang misalnya nikel, emas, bijih besi, serta sektor logistik.

Selain Palu, pemerintah juga melakukan pengembangan KEK Bitung. Himawan menjelaskan, kawasan ini merupakan akses strategis sebagai pusat pertumbuhan, distribusi, dan pengembangan logistik kawasan timur Indonesia.

KEK Bitung dekat dengan pelabuhan internasional Bitung, dekat dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) III yang biasa dilintasi kapal besar dan kapal tanker dari Australia bagian Timur ke Asia Timur. Himawan menambahkan, KEK Bitung juga didukung pengembangan jalan tol Manado-Bitung.

KEK Bitung diproyeksikan untuk industri pengolahan perikanan (pengolahan dan pengalengan ikan), industri pengolahan hasil perkebunan (minyak sayur, minyak kelapa), dan jasa logistik. Pengembangan dua kawasan ekonomi khusus ini diharapkan bisa menarik para investor, sehingga bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi.

Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2015 hanya mencapai 4,7 persen, melambat dibanding kuartal IV-2014 yang mencapai 5,1 persen. "Strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah melalui pertumbuhan investasi dan realisasi pembangunan proyek infrastruktur pemerintah," kata Himawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com