Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Miskin Bertambah, Fraksi Gerindra Nilai Pemerintah Lalai

Kompas.com - 26/05/2015, 18:08 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi Partai Gerindra DPR RI menilai pemerintah lalai lantaran pada kuartal I-2015 jumlah pengangguran meningkat. Sementara itu disisi lain, ketersediaan lapangan kerja untuk masyakat juga tak lebih baik.

"Oleh karena itu menurut Fraksi Gerinda, pemerintah telah lalai mengurangi kemiskinan dan telah lalai menyediakan lapangan pekerjaan baru," ujar juru bicara Fraksi Gerindra DPR RI Wilgo Zainar saat membacakan pandangan Fraksi terkait Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (26/5/2015).

Lebih lanjut dia pun memaparkan berbagai data-data yang menunjukan terjadinya peningkatan jumlah masyakat miskin saat kepemimpinan Presiden Jokowi. "Kemiskinan berdasarkan data BPS 11,2 persen atau 28,25 juta jiwa. Sementara pada mei 2015 bertambah 1,9 juta jiwa sehingga totalnya menjadi 30,25 juta jiwa," kata dia.

Selain permasalahan kemiskinan, Fraksi Gerinda juga menyasar kebijakan pemerintah melepas BBM ke harga pasar. Akibatnya, kenaikan harga BBM tak bisa terelakkan apabila harga minyak dunia naik.

Kebijakan itu menurut Fraksi Gerindra, membuat terjadinya goncangan pada konsumsi masyarakat. Data beli masyakat menurun akibat naiknya harga-harga kebutuhan pokok.

"Target pemerintah penurunan kemiskinan 9 persen dan angka pembangunan 5,2 sampai 5,5 persen, tetapi itu tidak akan tercapai kalau pertumbuhan ekonomi hanya sebagai wacana belaka," kata Wilgo.

Selain itu, Fraksi Gerindra juga menilai bahwa pemrintah harus mengutamakan pertumbuhan ekonomi dari sektor pertanian dibandingkan sektor transportasi dan komunikasi.

"Pertumbuhan sektor pertanian dan pangan selalu kalah dengan pertumbuhan sektor transportasi, dan komunikasi, serta perdadangan. Maka itu perlu upaya mengalihkan pembangunan menjadi pembangunan dari desa. Karena 65 persen penduduk miskin ada di pedesaan," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapan Dividen Dibagikan? Ini Penjelasan Lengkapnya

Kapan Dividen Dibagikan? Ini Penjelasan Lengkapnya

Earn Smart
Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Whats New
SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

Whats New
PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Whats New
Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com