Rupiah pada awal pekan ini masih dibayangi tekanan pelemahan. Sentimen internal maupun eksternal siap menekan rupiah lebih dalam.
"Tekanan pelemahan rupiah dan SUN berpeluang bertambah hari ini menyusul dua berita buruk, yakni angka cadangan devisa Indonesia yang kembali turun serta indikator tenaga kerja AS yang naik melebihi harapan," demikian hasil Riset Samuel Sekuritas Indonesia pagi ini.
Rupiah masih dalam tekanan hingga Jumat (5/6/2015) pekan lalu seiring dengan masih naiknya yield SUN mengikuti sentimen global. Selisih yield SUN 10 tahun dengan US Treasury 10 tahun masih bertahan di atas 600 basis poin.
Dari eksternal, kenaikan yield Bund Jerman masih terjadi. Hal ini menandakan optimisme yang bertahan di Zona Euro meskipun di tengah kemungkinan Yunani yang gagal membayar utang. Namun, euro gagal menguat setelah angka pertambahan tenaga kerja non-pertanian AS naik tajam sehingga mendorong kenaikan indeks dollar AS dan US Treasury secara bersamaan.
Hal itu ikut terdorong naiknya harapan kenaikan suku bunga the Fed menjelang FOMC meeting pada 16-17 Juni mendatang. Angka neraca perdagangan Tiongkok pagi ini diperkirakan memburuk.
Baca juga: Makin Terpuruk, Rupiah Sentuh Level Terendah sejak 1998
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.