Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun 2017 Pertamina Bangun Kilang Minyak Baru di Bontang

Kompas.com - 02/07/2015, 17:24 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Pertamina langsung bergerak usai mendapatkan instruksi untuk mempercepat pembangunan kilang minyak baru di Bontang, Kalimantan Timur. BUMN migas itu pun menyebut pembangunan kilang baru itu diperkirakan akan dilakukan pada pertengahan 2017 nanti.

"Maret tahun depan kami akan tahu partner kami siapa. Awal Januari 2016 akan kami lakukan site preparation. Tahun depan kira-kira pertengahan 2017 untuk Bontang akan mulai Ground Breaking," ujar Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi kepada wartawan dalam konferensi pers di Kantor Pusat Refinery Unit (RU) V Balikpapan, Kamis (2/6/2015).

Dia menjelaskan, awalnya pembangunan kilang minyak baru di Bontang itu diperkirakan membutuhkan waktu 4 tahun. Namun, karena segala infrastruktur di Bontang sudah baik, pembangunan kilang tersebut bisa hanya 2,5 tahun.

Sementara itu terkait investasinya, Rachmad mengungkapkan bahwa pembangunan kilang baru minyak di Bontang diperkirakan mencapai 12 miliar dollar AS.

Namun, dengan berbagai kesiapan infrastruktur yang ada, nilai pembangunan itu diperkirakan menurun menjadi 10 miliar dollar AS saja.

Hingga saat ini lanjut dia, sudah ada beberapa calon kandidat yang tertarik menjadi partner Pertamina membangun kilang baru tersebut. Meski akan dikerjasamakan dengan swasta asing, Pertamina menegaskan bahwa nantinya mayoritas kepemilikan kilang itu tetap akan dipegang Pertamina.

"Roadshow kami akan lakukan untuk cari partner. Termasuk ini yang melamar kan banyak. Lahan ini adalah lahan yang dimiliki oleh PT Badak LNG artinya ini lahan negara dan bersertifikat. Di sana ada 600 hektar tapi kilang butuh 400 hektar. Jadi cukup," kata Rachmad.

Pertamina berencana membangun 4 kilang minyak baru dan penambahan kapasitas 4 kilang yang sudah ada dalam proyek Refining Development Masterplan Program (RDMP). Kedua program tersebut untuk menaikan produksi minyak nasional Karena konsumsi BBM pada 6 sampai 10 tahun ke depan diperkirakan akan mencapai 2,4 juta sampai 2,8 juta barel per hari. Saat ini konsumsi BBM nasional sebesar 1,6 juta barel per hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com