Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direktorat Jendral Bea dan Cukai Diusulkan Jadi Koordinator di Pelabuhan

Kompas.com - 04/08/2015, 03:52 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro dan Direktur Utama Pelindo II R.J Lino, mengusulkan Direktorat Jendral Bea dan Cukai (DJBC) menjadi koordinator perizinan di pelabuhan. Sejauh ini belum diketahui instansi mana yang ditunjuk sebagai koordinator 18 Kementerian dan lembaga di pelabuhan, sebagai salah satu jawaban persoalan lamanya waktu inap barang (dwell time).

"Yang mau kita lakukan adalah simplifikasi proses di pelabuhan. Intinya dari tahapan pre clearence dan post clearence, semuanya. Jadi nanti Bea Cukai yang jadi koordinator," ujar Bambang Brojonegoro usai rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin (3/8/2015).

Sama halnya dengan Menkeu, RJ Lino juga mendukung penuh DJBC ditunjuk sebagai koordinator di pelabuhan. Menurutnya, DJBC memiliki kemampuan lebih ketimbang lembaga lain yang ada di pelabuhan.

"Saya usulkan kalau terkait border agency, Bea Cukai itu jadi koordinator, jadi Bea Cukai koordinasikan semua," kata Lino.

Usulan itu disampaikan dalam rapat dwell time selama 4 setengah jam di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian malam ini.

Baru usulan

Di sisi lain, Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menegaskan bahwa penunjukan Bea dan Cukai sebagai lembaga koordinator di pelabuhan baru sebatas usulan. Menurut Menko, rapat dwell time yang selesai pukul 21.00 WIB itu belum menyimpulkan apapun. Pasalnya, rapat tersebut hanya mengundang Menteri Keuangan, DJBC, dan Pelindo II saja.

"Koordinator pelabuhan nanti sesuai undang-undang yang ada. Yang penting kita simple-kan (proses perizinan di pelabuhan). Besok akan dipanggil lembaga dan kementerian di pelabuhan lainya. Jadi Belum ada kesimpulan. Kita makin mengetahui persoalan ini (dwell time). Tadi awalnya mau rapat besar, tapi tidak siap," ucap Sofyan.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan sudah mengusulkan agar Otoritas Pelabuhan (OP) diberikan kewenangan penuh menjadi koordinator 18 kementrian dan lembaga di pelabuhan. Mantan bos KAI itu sudah meminta Presiden Joko Widodo untuk membuat peraturan presiden (perpres) terkait fungsi OP tersebut. Namun, hingga kini rancangan Perpres tersebut masih digodok oleh Kementerian Koordinator bidang Perekonomian.

Pemerintah sepakat menyatakan bahwa permasalahan dwell time di pelabuhan ada sangkut pautnya dengan persoalan koordinasi. Selama ini, 18 kementerian dan lembaga yang memiliki kewenangan di pelabuhan dinilai jalan sendiri-sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com