Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/08/2015, 06:07 WIB
SHUTTERSTOCK Ilustrasi

Oleh Rudiyanto

@rudiyanto_zh

KOMPAS.com - Pada artikel sebelumnya, telah dibahas mengenai jenis-jenis risiko reksa dana (baca: Mengenal Risiko Reksa Dana). Pertanyaannya, bagaimana cara mengukur risiko tersebut sehingga investor dapat membandingkan satu sama lain?

Yang dimaksud dengan mengukur risiko adalah menyatakan risiko tersebut dalam satuan kuantitatif (angka atau persentase). Dengan demikian, risiko suatu reksa dana dengan reksa dana lain dapat dibandingkan secara setara.

Risiko peraturan atau regulation risk relatif sulit diukur karena sifat suatu peraturan biasanya hanya one-time effect. Setelah itu pasar akan melakukan penyesuaian dengan cepat. Selain itu, peraturan yang keluar berbeda dari waktu ke waktu dan sifatnya bisa positif dan bisa negatif sehingga sulit untuk diukur.

Risiko likuiditas dan risiko wanprestasi bisa diukur apabila investor memiliki akses informasi terhadap keseluruhan isi portofolio reksa dana. Namun hal ini cenderung sulit karena data isi portofolio secara keseluruhan tidak dipublikasikan dan isinya bisa berubah dari waktu ke waktu tergantung pada situasi dan kondisi.

Oleh karena itu, tinggal satu jenis risiko yang bisa diukur secara kuantitatif yaitu risiko pasar atau market risk. Risiko ini dapat diukur dengan catatan tersedia data historis yang memadai.

Dalam berbagai teori pengukuran risiko yang dikembangkan oleh para akademisi biasanya berfokus pada risiko ini. Sebab risiko-risiko lain dianggap sangat jarang terjadi dan sifatnya hanya sementara saja, sementara jenis risiko ini yang ditanggung oleh investor selama periode berjalannya investasi.

Satuan yang digunakan untuk mengukur risiko pasar adalah standar deviasi dan beta. Untuk memudahkan pemahaman terhadap kedua satuan tersebut, diberikan ilustrasi kinerja reksa dana saham (RDS) dan IHSG :
Tahun pertama RDS +10 persen IHSG +5 persen
Tahun kedua RDS +30 persen IHSG +15 persen
Tahun ketiga RDS -10 persen IHSG -5 persen

Standar Deviasi
Dalam bahasa statistik, standar deviasi adalah penyimpangan dari rata-rata. Rata-rata bisa dihitung dari penjumlahan data dibagi jumlah datanya. Dengan menggunakan contoh kasus di atas, rata-rata untuk reksa dana saham adalah 10 persen + 30 persen + (-10 persen) = 30 persen kemudian dibagi 3 yaitu 10 persen.

Untuk menghitung standar deviasi, dapat dilakukan dengan menggunakan rumus statistik. Namun hal ini mungkin sulit untuk dipahami oleh anda yang awam tentang perhitungan karena menggunakan akar kuadrat.

Untuk memudahkan pemahaman mari kita lihat angka rata-rata, tertinggi dan terendahnya yaitu masing-masing 10 persen, 30 persen dan -10 persen. Jika anda perhatikan jarak dari rata-rata ke angka tertinggi dan rata-rata ke angka terendah sama yaitu 20 persen. (30 persen didapat dari rata-rata ditambah 20 persen dan -10 persen didapat dari rata-rata dikurangi 20 persen).

Karena standar deviasi merupakan penyimpangan dari rata-rata, maka angka 20 persen merupakan nilai “standar deviasi”nya. Semakin besar nilai standar deviasi, berarti kinerja reksa dana akan “terdeviasi” semakin besar dari rata-ratanya.

Oleh karena itu, semakin besar angka standar deviasi reksa dana semakin besar pula risiko suatu reksa dana. Sebab jika rata-rata dari reksa dana dianggap sebagai proyeksi return di masa mendatang, maka anda berpotensi mendapatkan kinerja yang jauh dari angka tersebut karena adanya standar deviasi.

Pada praktiknya, angka standar deviasi tidak memiliki makna yang luas jika hanya berdiri sendiri. Dala penggunaannya, angka ini dibandingkan dengan return yang dihasilkan oleh reksa dana atau dibandingkan dengan standar deviasi reksa dana lain.

Dengan cara hitung yang sama, jika diterapkan pada IHSG, anda akan mendapatkan standar deviasi IHSG sebesar 5 persen. Dibandingkan dengan standar deviasi reksa dana yang sebesar 20 persen, bisa diartikan bahwa risiko reksa dana saham lebih tinggi daripada risiko IHSG.

Beta
Dalam bahasa statistik, beta disebut juga dengan koefisien regresi. Dalam bahasa awam, koefisien regresi adalah suatu angka yang menunjukkan pengaruh dari suatu angka terhadap angka lainnya. Dalam konteks investasi pengaruh kinerja IHSG terhadap kinerja reksa dana saham.

Untuk menghitung angka koefisien regresi, terus terang rumusnya lebih njelimet dibandingkan menghitung standar deviasi karena menggunakan pembagian antara covarian dengan varian. Bagi anda yang awam atau sudah lama lulus dari dunia perkuliahan, biasanya selalu beralasan kemarin enggak tahu hari ini lupa.

Jadi untuk menjelaskan perhitungan beta, mari kita lihat angka perbandingan di atas. Sebagai contoh, perbandingan antara kinerja reksa dana saham dengan IHSG selama 3 tahun adalah RDS +10 persen vs IHSG +5 persen, RDS +30 persen vs IHSG +15 persen, dan RDS -10 persen vs IHSG -5 persen.

Terdapat pola bahwa kinerja reksa dana saham selalu 2 kali lipat daripada kinerja IHSG baik dalam kondisi untung ataupun rugi. Jadi ibaratnya kalau IHSG turun 5 persen, maka kita harus siap-siap reksa dana saham ini turun 10 persen. Sebaliknya juga ketika naik.

Secara teori, semakin tinggi beta semakin besar pula risiko reksa dana dan sebaliknya. Berbeda dengan standar deviasi yang hanya bisa dipakai dengan membandingkannya dengan return atau standar deviasi reksa dana lain, angka beta sudah bisa dipakai sendiri tanpa harus membandingkan.

Angka beta di atas 1 menunjukkan risiko reksa dana saham lebih tinggi dibandingkan IHSG dan sebaliknya untuk angka beta di bawah 1. Namun jika investor mau membandingkan dengan beta reksa dana saham lain juga bisa.

Demikian artikel ini, bermanfaat bagi anda.


*Rudiyanto adalah penulis Buku “Sukses Finansial dengan Reksa Dana” dan “Fit Focus Finish” yang diterbitkan oleh Elex Media. Head of Operation and Business Development Panin Asset Management. Salah satu Manajer Investasi terbesar di Indonesia, penerima penghargaan reksa dana Tertinggi, Terbaik dan Terfavorit pada tahun 2015 oleh Majalah Investor – Infovesta. Rudiyanto juga merupakan anggota Kelompok Kerja (POKJA) Otoritas Jasa Keuangan untuk peningkatan Literasi Keuangan di Indonesia.  Blog rudiyanto.blog.kontan.co.id
FB Rudiyanto.Blog

M

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapan Dividen Dibagikan? Ini Penjelasan Lengkapnya

Kapan Dividen Dibagikan? Ini Penjelasan Lengkapnya

Earn Smart
Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Adik Prabowo Bangun Pabrik Timah di Batam, Bidik Omzet Rp 1,2 Triliun

Whats New
SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

Whats New
PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Whats New
Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com