Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Devaluasi Yuan, Bursa Saham AS "Kebakaran"

Kompas.com - 12/08/2015, 06:59 WIB
NEW YORK, KOMPAS.com - Saham-saham di Wall Street anjlok pada perdagangan Selasa (11/8/2015) waktu setempat, (Rabu pagi WIB), setelah Tiongkok secara tak terduga mendevaluasi mata uangnya.  Kebijakan itu membuat saham-saham Apple, General Motors dan perusahaan lainnya yang memiliki ketergantungan besar ke Tiongkok kebakaran alias melorot tajam.

Dow Jones Industrial Average ditutup melorot 212,33 poin (1,21 persen) menjadi 17.402,84.

Indeks berbasis luas S&P 500 turun 20,11 poin (0,96 persen) menjadi 2.084,07, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq jatuh 65,01 poin (1,27 persen) ke posisi 5.036,79.

Bank sentral Tiongkok (PBoC) mendevaluasi mata uang yuan pada Selasa sebesar hampir dua persen terhadap dollar AS. Kebijakan itu sebagai upaya Tiongkok  untuk mendorong reformasi pasar, dalam konteks ekonomi sedang melambat.

Langkah ini menimbulkan kekhawatiran tentang penguatan dollar AS dan apakah ekonomi Tiongkok lebih lemah daripada yang diperkirakan.

Di antara saham-saham yang turun tajam adalah Apple menukik 5,2 persen dan General Motors jatuh 3,5 persen, keduanya mengandalkan Tiongkok sebagai pertumbuhan pasar utama.

Perusahaan-perusahaan Tiongkok yang tercatat di pasar saham AS jatuh, termasuk Alibaba merosot 3,9 persen, Baidu berkurang 5,0 persen dan JD.com menukik 6,8 persen.

Produsen logam Freeport-McMoRan dan Alcoa masing-masing tenggelam 12,3 persen dan 6,0 persen, karena harga aluminium dan tembaga mundur setelah devaluasi yuan.

Sementara saham Google melonjak 4,3 persen setelah mengumumkan struktur perusahaan baru di mana perusahaan mesin pencari itu akan menjadi bagian dari sebuah perusahaan besar yang akan dinamai Alphabet.

Perubahan ini dimaksudkan untuk membiarkan Google mengejar pertumbuhan bisnis baru seperti Google Glass dan Google TX tanpa mengurangi pendapatan inti.

Perusahaan keamanan komputer AS Symantec jatuh 6,9 persen setelah mengumumkan akan menjual bisnis manajemen datanya Veritas kepada sekelompok investor senilai delapan miliar dolar AS. Credit Suisse menurunkan peringkat Symantec, mengatakan penjualan

Veritas akan menimbulkan kewajiban pajak yang besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com