Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/08/2015, 06:06 WIB

Dengan turn over yang sangat dahsyat itu perusahaan harus merogoh kocek lebih dalam guna membayar pesangon, pension dini, dan tunjangan lainnya.

Biaya tinggi yang terus membengkak itu juga diakibatkan oleh proses rekrutmen yang diikuti dengan biaya training untuk menggantikan banyaknya karyawan yang mundur, kondisi tersebut juga berbanding lurus dengan turunnya revenue atau penghasilan perusahaan akibat penjualan yang turun drastic.

Hal ini karena beberapa komitmen pemesanan oleh pelanggan besar tidak bisa dipenuhi akibat mogok kerja oleh karyawan di pabrik yang berjalan selama beberapa minggu.

Dari lini Tim Penjualan setali tiga uang. Mereka memilih mundur meskipun belum dapat pekerjaan pengganti, daripada terus stres oleh tingkah laku sang CEO yang sungguh terlalu.

Melihat kondisi yang gawat ini, Dewan Komisaris melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa guna menyelamatkan hidup perusahaan itu.

Dan dari rapat yang berlangsung dalam kondisi tegang, hampir seluruh anggota Dewan Komisaris dan para pemegang saham mayoritas setuju untuk segera memecat CEO lulusan Amerika Serikat itu, dan segera menunjuk salah satu dari anggota Dewan Komisaris untuk menjabat CEO sementara, hingga didapatkan CEO baru yang lebih waras.

”Apa yang salah? Tidak ada, kecuali CEO ini terjebak oleh pegalamannya sendiri. Dia tidak sadar apa yang dia lakukan di masa lampau hanya cocok dan sesuai untuk kondisi saat itu dan situasi di tempat itu. Belum tentu secara utuh pengalaman di masa lalu sesuai dengan situasi masa kini.”

Mungkin kita sudah sering menyeberang di sungai sama, namun sungai yang sama hari ini belum tentu situasi-nya sama dengan sungai yang sama kemarin, maka adalah masuk akal bahwa “masa pakai masa lalu telah selesai membuat kita bijaksana hari ini, sehingga masa lalu tidak bisa kita gunakan semuanya untuk masa kini”.

Eling lan Waspodo
Belajar dari pengalaman CEO di atas, syarat utama agar kita tidak terjebak oleh pengalaman kita sendiri adalah dengan tetap belajar untuk masa kini dan mendatang. Self renewal, self enrichment, sharpen the saw, self development, dan Add Feature Add Fortune adalah berbagai istilah yang digunakan oleh para pakar pengembangan diri yang menggambarkan proses belajar berkelanjutan untuk mengatasi tantangan hari ini dan esok.

Selamat Berkarir dan Sukses Selalu untuk Anda!


* Jazak Yus Afriansyah
  merupakan
Country Head-RISE Indonesia. Ia juga seorang  Author , Coach, Trainer (ACT) of Professional Skill Series. Ia menulis Buku Seri Keahlian Profesional yang didesain untuk melengkapi dan membekali para professional dan entrepreuner dengan Knowledge dan Skill yang diperlukan untuk menjawab tantangan dan menangkap peluang bisnis sekaligus menumbuhkan  dan mengembangkan karir profesional
 
Jazak menulis buku antara lain: Basic Leadership Skill: Coaching and Counseling (2012),  One Minute Selling in Ethical (2013),  High Impressive Presentation Skill (2013),
Stress! So What? Stress Management Skill (2014), Kiss the King Kong: Key Account Management Skill (2014),  Hot Deals! High Productive Negotiation Skill (2015),  Toxic Boss: Ten Most Poisoned Leader Sins (2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com