JAKARTA, KOMPAS.com — Ada satu hal yang membuat Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli kaget terkait satu fakta mengenai Pelabuhan Tanjung Priok. Rupanya, pelabuhan yang awalnya dikembangkan pada masa kolonial Belanda itu belum memiliki buffer zone alias area penyangga untuk barang-barang impor berbahaya hingga kini.
Menurut Rizal, sudah seharusnya pelabuhan sebesar Tanjung Priok memiliki buffer zone. Pasalnya, sering kali ada barang-barang impor berbahaya, tetapi malah ditumpuk di area yang sama dengan barang impor lainnya.
"Jangan numpuk di situ, diperiksa di situ, kalau perlu dikarantina impor ternak yang ada penyakitnya dan harusnya digeser ke buffer zone. Jadi, kami minta nanti dibangun buffer zone lokasi di situ. Untuk dinamit atau barang yang berbahaya lainnya," kata dia.
Dalam rapat koordinasi itu, Rizal mengatakan, pihaknya sudah memberikan saran menjadikan salah satu pulau di Kepulauan Seribu untuk dijadikan tempat bagi barang-barang impor berbahaya yang akan masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok.
"Kita pilih pulau paling jauh di Kepulauan Seribu, namanya Pulau Damar. Nanti kita inspeksi, tolong dibuatkan feasibility study-nya (studi kelayakannya). Kalau ada barang-barang high risk, racun, peledak, keamanan, kita drop di situ, lokasinya. Gak usah masuk Tanjung Priok. Daripada masuk Tanjung Priok menghambat proses nantinya," ucap Rizal.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.