Anda dan saya nyatanya juga sangat tidak mungkin mengendalikan suku bunga acuan Bank, yang bisa kita lakukan adalah memberikan masukan kepada pimpinan Bank untuk menurunkan suku bunga, itupun jika dia menerima masukan kita.
Inti dari Jalan Pintas kedua ini adalah segala sesuatu yang sama sekali diluar kendali Anda. Namun masih ada peluang bagi kita untuk mempengaruhi keadaan atau kondisi tersebut.
3.Jalan Pintas Ketiga adalah kondisi dan situasi yang sama sekali tidak dalam kendali kita, dan tidak bisa kita pengaruhi.
Contoh di kehidupan kerja, kita tidak bisa mengendalikan dan mempengaruhi harga minyak dunia menjadi naik atau turun, kita tidak bisa mengontrol krisis keuangan apakah akan berakhir atau tetap menerpa kita, Anda juga tidak akan mungkin mengendalikan rapat pemegang saham untuk mengangkat anda sebagai CEO.
Kita pasti tidak akan mungkin bisa mengendalikan musim hujan atau kemarau, sangat sulit atau bahkan impossible bagi kita untuk mengendalikan harga sembako yang naik, atau menurunkan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah yang semakin tinggi.
Contoh berikutnya anda juga tidak mungkin sanggup mengendalikan semua klien untuk berperilaku sopan dan santun kepada anda dengan memberikan semua order kepada kita?
Jelas sudah pada Jalan Pintas yang ketiga ini semua jalurnya 100 persen di luar jangkauan dan kendali kita.
Nah sekarang pertanyaanya adalah, Jalan Pintas manakah yang pantas kita pilih untuk menuntaskan segala kegalauan ini?
Berdasarkan pengalaman dan kajian empiris penulis terbukti bahwa orang-orang sukses selalu berfokus kepada Jalan Pintas pertama. Mereka 100 persen bergerak pada situasi yang ada dalam kendali dan genggaman mereka. Mereka sangat kuat mengendalikan dirinya untuk disiplin, rajin, dan konsisten pada apa yang bisa dan seharusnya mereka lakukan.
Ini artinya Jalan Pintas yang pertamalah yang pantas kita pilih dan lakukan saat ini!
Lantas apa buktinya?
Dahulu sangat sulit mempengaruhi penerbit besar untuk menerbitkan naskah buku-buku saya. Singkat kata, sulit bagi saya memilih Jalan Pintas kedua. Apalagi sangat tidak mungkin bagi saya untuk mengendalikan atau memaksa penerbit besar tersebut untuk segera menerbitkan buku-buku saya, alias Jalan Pintas ketiga.
Saya pilih Jalan Pintas pertama, yaitu fokus bagaimana terus memperbaiki kualitas tulisan naskah, disiplin mencari referensi yang paling aplikatif, serta terus belajar dan berlatih menulis dengan berguru kepada para editor yang terbukti mantap.
Dan tak lupa terus mencoba mengirim naskah ke berbagai penerbit, meskipun semua penerbit itu terus saja menolak naskah saya.
Alhasil, beberapa saat menyusuri Jalan Pintas pertama itu, akhirnya saya menemukan Jalan Pintas kedua, dengan kualitas naskah yang lebih baik, didukung referensi yang aplikatif serta rekomendasi dari para editor, dan merenungkan alasan penolakan beberapa penerbit sebelumnya, buku pertama saya terbit secara komersial dan mendapat sambutan yang bagus untuk ukuran penulis pemula.
Artinya, saya berhasil mempengaruhi Penerbit untuk menerbitkan buku pertama saya.