Pertemuan tersebut membahas berbagai isu stategis, mulai dari pembangunan tol laut, pembangunan rel kereta api di Kalimantan, hingga energi nuklir. "Rusia negara yang punya banyak pengalaman dalam gas, termasuk pengekspor gas besar dunia, ke Eropa, Tiongkok, dan sebagainya. Mungkin ada hal-hal yang kita bisa lanjutkan," ujar Rizal seusai pertemuan tersebut.
Rizal memuji Rusia sebagai negara yang berpengalaman di sektor energi gas. Selain itu, dia juga menyebut negeri itu berpengalaman di sektor maritim dan terbuka kesempatan untuk menjalin kerja sama di sektor maritim dengan Rusia.
"Presiden sangat ingin bangun tol laut ke seluruh wilayah di Indonesia. Kami ekspor kemungkinan ini, termasuk juga rencana pembangunan jalan kereta api, dari Kalteng (Kalimantan Tengah) ke Kaltim (Kalimantan Timur) yang selama ini mandek," kata Rizal.
Sementara itu, Mikhail Y Galuzin menambahkan, pertemuan itu juga membahas isu energi nuklir.
Seperti diketahui, BUMN nuklir Rusia, yakni Rosatom, bekerja sama dengan Badan Nuklir Nasional (Batan), proyek pembangunan reaktor daya nuklir multifungsi di kawasan Serpong, Banten. Konsorsium tersebut terdiri dari beberapa perusahaan Indonesia, yaitu PT Rekayasa Engineering dan PT Kogas Driyap Konsultan, dan perusahaan Rusia, NUKEM Technologies GmbH, anak perusahaan BUMN nuklir Rosatom.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.