Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Pemimpin dalam Menghalau Galau

Kompas.com - 21/09/2015, 06:07 WIB
Oleh: Jazak Yus Afriansyah*
@jazakYA

KOMPAS.com - Pada situasi seperti sekarang ini, bisnis masih berjalan dengan lesu, dan daya beli masyarakat masih lemas, tentu secara langsung dan tidak langusung membuat para pekerja terjangkiti perasaan galau, bahkan tidak sedikit yang mulai gamang.

Bagaimana masa depan penjualan hingga akhir tahun ini? Apakah kita sanggup meraih omzet yang telah ditetapkan? Masihkah kita akan bekerja hingga akhir tahun ini?

Beberapa pertanyaan khas di atas, mengindikasikan karyawan mulai galau akan masa depan karirnya dan kelangsungan hidup profesionalnya.

Lantas Anda sebagai pemimpin, apakah juga mengalami perasaan yang sama? Saya pribadi sangat berharap Anda semua tetap tegar menghadapi masa sulit ini.

Kekuatan komitmen
Manakah yang lebih penting untuk memastikan seseorang sanggup berkinerja mencapai cita-citanya, apakah komitmen? Atau motivasi? Dan atau kompetensi yang merupakan kombinasi pengetahuan dan keahlian?

Berpijak pada kajian ilmiah dan pengalaman empiris, membuktikan bahwa pada masa sulit seperti ini, yang paling berperan terhadap gagal atau suksesnya sebuah tim melintasi badai adalah komitmen.

Ya komitmen adalah faktor pengkali atau multiple factor, yang artinya berapapun bilangannya jika dikalikan dengan nol, maka hasilnya pasti nol.

Tanpa bermaksud meremehkan peran kompetensi, komitmen yang tinggi adalah juga sebagai ciri pembeda antara winning team atau tim pemenang dengan whining team atau tim pecundang.

Sebagai ilustrasi jika Anda memiliki tim yang terdiri dari orang-orang yang sangat pintar, sangat ahli, dan berpengalaman, namun ketika mereka tidak memiliki komitmen sama sekali alias semangatnya nihil. Bisa dipastikan semua keahlian dan kepintaran tersebut tidak akan berfungsi dengan maksimal alias nol.

Komitmen memiliki sisi yang unik, yaitu sangat dinamis yang berarti bisa naik bisa juga turun, saat komitmen turun inilah yang disebut dengan kondisi galau, dan nyatanya komitmen juga bisa hilang sama sekali dan inilah yang terjadi pada mereka yang ada dalam situasi gamang.

Penyebab komitmen naik dan turun
Secara umum adanya ekspektasi atau harapan yang tinggi terhadap hasil dan imbalan yang akan diterima dengan kinerja yang telah diraih ditengarai sebagai salah satu pemicu mengapa komitmen bisa melorot drastis.

Penyebab lainnya adalah hilangnya rasa percaya atau keyakinan terhadap masa depan perusahaan tempat dimana mereka berkarir, apalagi ketika mereka menyaksikan jajaran pimpinan dan manajemen hanya bisa mengkampanyekan janji yang tak kunjung terealisasi, semacam PHP!

Ini artinya mereka yang sedang galau tersebut ada pada kuadran 1 atau bisa jadi ada di kuadran 4, yaitu mereka memiliki kompetensi yang tinggi namun komitmen yang sedang rendah, atau anggota tim anda yang memiliki kompetensi rendah dan komitmen yang rendah.
Jika tidak segera direspons dengan cepat dan tepat, kondisi ini akan sangat berpengaruh terhadap anggota tim lainnya, ingat virus pengaruh serta gosip negatif lebih mudah dan cepat menyebar dibanding dengan virus positif.

Memimpin untuk menghalau galau
Sebelum semuanya terlambat, berikut kami hadirkan beberapa ide untuk menghalau galau yang mulai bergelayut dipikiran anggota tim Anda.

Karena sebagai pemimpin sejati ada hukum yang tak tertulis, dan wajib dipatuhi semua yang saat ini mengemban amanah sebagai pemimpin.

Hukum itu berkata, meskipun Anda sebagai pemimpin juga bisa galau dan gamang sebagaimana makhluk manusia normal pada umumnya, namun kita dilarang keras untuk menunjukkan kegalauan dan kegamangan itu di depan orang yang kita pimpin.

Baik! Sekarang mari kita melangkah bersama untuk menghalau galau!

Langkah pertama adalah dengan memberikan Inspirasi yang menyentuh hatinya dan menyegarkan otaknya. Sumber inspirasi bisa didapatkan melalui berbagai macam media, mulai dari buku yang bertutur kisah nyata perjuangan menggapai sukses, nonton film yang wow untuk membangkitkan semangat, hingga menyimak kesaksian dan kisah manusia yang sukses.

Inspirasi yang disajikan dengan cara unik dan memikat, akan mampu memompa kembali komitmen mereka ke titik yang lebih mantap lagi.

Langkah kedua ialah dengan menyuntikkan motivasi yang mampu menggedor daya dobraknya mengatasi berbagai tantangan pada kondisi yang tidak kondusif.

Motivasi berdasarkan hasil riset ilmiah, terbukti ampuh untuk mencegah karyawan masuk kedalam jurang kegalauan yang lebih dalam lagi. Di samping itu, motivasi juga mampu mempertahankan komitmen anggota tim tetap bertahan pada tingkat yang memungkinkan mereka sanggup berkinerja dengan bagus.

Motivasi bisa dibangun dengan cara menyelaraskan apa yang menjadi tujuan pribadi karyawan dengan apa yang menjadi tujuan perusahaan. Memang pada kenyataannya tidak selalu kedua tujuan tersebut sinergis, dan di sinilah peran Anda sebagai seorang pemimpin yang mumpuni.
Anda harus “bisa mencari-cari alasan pembenaran” bahwa tujuan perusahaan pada hakikatnya adalah tujuan pribadi mereka juga.

Jika hal ini sukses dilakukan oleh seorang pemimpin, saya yakin mereka akan merasa bukan bekerja untuk perusahaan, tapi bekerja untuk memastikan dapur mereka tetap mengepul asapnya.

Menginspirasi dan memotivasi adalah jurus sakti yang akan tetap lestari dan bisa dilakukan oleh seorang pemimpin dalam rangka menghalau galau agar tidak menjangkiti dirinya sendiri dan anggota tim yang dipimpinnya.

Salam Sukses Selalu untuk Anda dan Selamat Memimpin!


baca juga: Pemimpin Hebat Bukanlah Superman…

 
* Jazak Yus Afriansyah adalah  seorang  Author , Coach, Trainer (ACT) of Professional Skill Series. Ia menulis Buku Seri Keahlian Profesional yang didesain untuk melengkapi dan membekali para professional dan entrepreuner dengan Knowledge dan Skill yang diperlukan untuk menjawab tantangan dan menangkap peluang bisnis sekaligus menumbuhkan  dan mengembangkan karir profesional, beberapa buku Seri Keahlian Profesional yang telah terbit dan akan terbit.
 
Berikut buku yang ditulis Jazak: Basic Leadership Skill: Coaching and Counseling (2012),  One Minute Selling in Ethical (2013),  High Impressive Presentation Skill (2013),
Stress! So What? Stress Management Skill (2014), Kiss the King Kong: Key Account Management Skill (2014),  Hot Deals! High Productive Negotiation Skill (2015),  Toxic Boss: Ten Most Poisoned Leader Sins (2015).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com