JAKARTA, KOMPAS.com — Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menghitung bahwa hingga kini pemutusan hubungan kerja (PHK) hampir 100.000 pekerja. KSPI membagi jumlah angka PHK menjadi tiga kategori, yaitu PHK dari perusahaan yang tutup, perusahaan yang sedang efisiensi, dan angka potensi PHK.
Lantaran perusahaan tutup, sudah jelas mereka memutus hubungan kerja dengan karyawannya. "Pemerintah mengumumkan, jumlah kategori ini 26.506 orang," ujar Said Iqbal, Presiden KSPI, kepada Kontan baru-baru ini.
Kategori selanjutnya, perusahaan yang sedang efisiensi. Di kategori ini, perusahaan memang belum tutup. Namun, sudah mengurangi jumlah karyawan. Biasanya, di kategori ini, perusahaan tak melapor ke pemerintah alias dinas tenaga kerja. Mereka cukup bernegoisasi dengan karyawan atau serikat pekerja. "Ini terjadi di industri komponen otomotif dan elektronik," kata Said.
Terakhir, potensi PHK. KSPI memasukkan kategori potensi ini lantaran sebelum hari raya Idul Fitri yang lalu sudah ada beberapa karyawan yang dirumahkan. Atau, terjadi pengurangan jam kerja dari lima hari per minggu menjadi tiga hari per minggu. Nah, di kategori ini, belakangan sudah banyak yang mulai dipanggil perusahaan terkena PHK.
Penyebab PHK
Apa sebab PHK makin hari terus bertambah? Menurut Said, setidaknya ada lima penyebab mengapa PHK terus bertambah.
Pertama, nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar AS ambruk. "Melemah sangat tajam," ujarnya.
Kedua, daya beli masyarakat, termasuk buruh, menurun akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Ketiga, pertumbuhan ekonomi global melambat sehingga produk-produk ekspor yang diproduksi di Indonesia tidak juga laku seperti tahun-tahun sebelumnya.
Keempat, ekonomi Indonesia melambat. "Selain BBM, kan, ada persoalan ekonomi melambat," ujar Said.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.