Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Malaysia Mendulang Sukses Kelola Perbankan Syariah

Kompas.com - 23/09/2015, 19:46 WIB

KOMPAS.com — Malaysia ternyata mempunyai cara mendulang sukses mengelola perbankan syariah. Salah satunya, menurut penuturan Direktur Bisnis Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah Teguh Imam Saptono, adalah penerapan kebijakan Islamic first. "Ini kampanye Malaysia untuk menjadi hub (pusat pengelolaan perbankan syariah di Asia Tenggara)," kata Teguh di sela-sela diskusi dengan media massa, dengan topik kondisi terkini perbankan syariah, Selasa (22/9/2015) di Kantor Pusat BNI Syariah di Jakarta.

Kebijakan Islamic first salah satunya tecermin dari pengaturan masuknya bank-bank asing berinvestasi di negeri jiran tersebut. Menurut Teguh, Malaysia memberikan kemudahan peraturan bagi bank-bank syariah asing ketimbang bank-bank asing konvensional.

Sementara itu, catatan yang terkumpul dari Direktorat Pengaturan Pengembangan Perizinan dan Pengawasan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan Malaysia sebagai negara dengan aset keuangan syariah terbesar di Asia Tenggara, bahkan dunia. Pada Desember 2014, nilai aset perbankan syariah Malaysia mencapai 423,2 miliar dollar AS. Bandingkan dengan Indonesia yang pada periode sama hanya mempunyai nilai aset 35,62 miliar dollar AS.

Catatan OJK juga menunjukkan bahwa per Juli 2015, aset bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) bernilai Rp 273,48 triliun. Di sisi lain, aset bank umum pada periode sama adalah Rp 5.925,67 triliun. Itu berarti, nilai aset BUS dan UUS ada di kisaran 4,6 persen.

Perbankan syariah lahir sejak 23 tahun silam. Kendati demikian, hingga kini pangsa pasarnya belum mampu melampaui 5 persen dari skala nasional.

KOMPAS/RIZA FATHONI BNI Syariah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com