Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar AS Tembus Rp 14.700, Misbakhun Salahkan BI

Kompas.com - 23/09/2015, 22:58 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi XI DPR, Muhammad Misbakhun, menilai, Bank Indonesia gagal menjaga nilai tukar rupiah, yang hari ini sempat melewati angka Rp 14.700 per dollar Amerika Serikat.

Pelemahan rupiah ini justru terjadi sehari setelah pemerintah bersama DPR menetapkan angka nilai tukar rupiah sebesar Rp 13.900 per dollar AS pada indikator asumsi makro ekonomi pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016. Misbakhun menilai, volatilitas nilai rupiah pada hari ini menunjukkan reaksi pasar yang negatif terhadap patokan nilai tukar Rp 13.900 per dollar AS. (Baca: Ini Asumsi Makro di RAPBN 2016, Rupiah Disepakati 13.900 Per Dollar AS)

"Hal ini sekaligus bukti kegagalan Bank Indonesia membangun kepercayaan para pelaku pasar. Respons pasar yang negatif terhadap Bank Indonesia ini risikonya harus diterima oleh seluruh bangsa Indonesia karena nilai rupiah sudah undervalued," kata Misbakhun, Rabu (23/9/2015).

Dia menjelaskan, industri di Indonesia banyak ditopang oleh bahan baku impor yang dibeli dengan dollar AS. Dengan kondisi bahwa BI tak bisa menjaga kurs rupiah terhadap dollar AS, tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi juga akan makin berat pada 2016 nanti.

Padahal, politisi Partai Golkar ini mengaku selalu mengingatkan Bank Indonesia untuk lebih rasional, lebih cermat, dan lebih realistis dalam menetapkan angka nilai tukar rupiah itu dalam asumsi makro tersebut. Diharapkan, angka patokan ini bisa diterima pasar serta membangun kepercayaan pasar dan dunia usaha.

"Ternyata angka patokan rupiah yang dibuat Bank Indonesia sebesar Rp 13.900 direspons negatif oleh pasar sehingga nilai rupiah makin terpuruk," ujar Sekretaris Panja Penerimaan Negara DPR RI ini.

Dia menilai, instrumen kebijakan moneter Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah ini sangat konvensional, feodal, tidak transparan, dan dijalankan tanpa menerapkan prinsip governence. "Jadi, sangat wajar apabila Bank Indonesia gagal menjalankan tugas utamanya untuk menjaga stabilitas nilai rupiah," kata dia.

Dia pun mendesak pimpinan DPR RI untuk segera berkirim surat kepada Badan Pemeriksa Keuangan supaya segera melakukan audit investigatif atas kebijakan moneter Bank Indonesia dalam menjaga nilai tukar rupiah. 

Menurut Misbakhun, audit investigatif BPK atas BI patut dilaksanakan demi mengetahui kesungguhan BI dalam mengawal sektor moneter Indonesia, serta menyelidiki kemungkinan konflik kepentingan di internal BI.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang garuda pada pukul 13.00 WIB menyentuh level Rp 14.708 per dollar AS. Menjelang sore, pukul 15.30 WIB, rupiah berada di posisi 14.659. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (Jisdor) hari ini berada di posisi Rp 14.623 per dollar AS, melemah 137 poin dari posisi hari sebelumnya, Rp 14.486 per dollar AS. (Baca: Tertekan The Fed, Rupiah Sempat Tembus Rp 14.700 Per Dollar AS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com