Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subsidi Bunga dari LPEI Diduga Tak Mengalir ke UKM

Kompas.com - 25/09/2015, 09:05 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) menduga subsidi bunga dari pemerintah lewat Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 1 triliun ke Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), tak akan dinikmati pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM). PMN tersebut terindikasi tidak untuk menyubsidi pelaku UKM, melainkan untuk menyubsisi eksportir besar dan produsen di industri tertentu yang sudah mapan.

Atas dasar itu, BPP Hipmi meminta pemerintah mengkaji kembali PMN untuk LPEI atau Indonesia Eximbank. “Kita minta DPR kaji dan Menteri BUMN kaji ulang PNM ini ke Bank Exim,” ujar Ketua Bidang Koperasi, UKM, BPP Hipmi Yuke Yurike, melalui keterangan tertulis, Jakarta, Jumat (25/9/2015).

Yuke mengatakan, target dan definisi UKM yang dimaksud oleh LPEI belum jelas. Dikhawatirkan, pelaku usaha yang mendapat akses kredit bunga rendah ini justru pengusaha mapan, seperti produsen crude palm oil (CPO), batu bara, tekstil, karet, kakao, dan alas kaki.

Menurut Yuke, LPEI harus menjelaskan terlebih dahulu definisi UKM yang bisa mendapatkan subsidi bunga. Dia pun menyampaikan, subsidi bunga oleh negara lebih pantas diberikan kepada pengusaha mikro dan pemula yang nilainya di bawah Rp 25 juta. "Jangan sampai cuma brand-nya saja UKM, tapi nasabahnya malah yang sudah mapan dan kakap, kemudian disubsidi pemerintah," kata dia.  

Yuke mengatakan, produsen CPO, batu bara, tekstil, karet, kakao, dan alas kaki sejatinya belum membutuhkan subsidi bunga apalagi subsidi dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Yang mereka butuhkan adalah kemudahan akses pembiayaan ekspor dan investasi. Sebab bunga yang mereka dapat rata-rata sudah bersaing dibawah 15 persen. Sedangkan bunga kredit mikro rata-rata di atas 18 persen. "Sebab itu, subsidi bunga ini lebih cocok untuk nasabah-nasabah KUR dan pengusaha pemula,” imbuh Yuke.

Sebagaimana diberitakan Direktur Eksekutif LPEI Ngalim Sawega menyatakan, PMN sebesar Rp 1 triliun tahun ini di perusahaannya akan digunakan untuk menyubsidi bunga pinjaman sektor yang rawan terjadi PHK (padat karya) seperti produsen CPO, batu bara, tekstil, karet, kakao, dan alas kaki. Namun demikian, LPEI tidak membatasi UKM atau perusahaan mana yang layak mendapat subsidi bunga.

Menurut Hipmi, tidak semua UKM layak mendapat subsidi bunga. (Baca: Tidak PHK Karyawan, Perusahaan Berpeluang Dapat Bunga Kredit 7,5 Persen)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com