Data Bloomberg pada pukul 08.45 WIB menunjukkan, mata uang garuda berada di posisi Rp 14.065 per dollar AS, menguat 176 poin dibanding sebelumnya.
Nilai rupiah melaju kencang setelah dollar AS terpuruk di depan mata uang emerging markets. Mata uang garuda memimpin penguatan di kawasan Asia.
Di pasar spot, Selasa kemarin, nilai tukar rupiah menguat 1,81 persen dari sehari sebelumnya ke level Rp 14.241 per dollar AS. Adapun kurs tengah Bank Indonesia kemarin berada di posisi Rp 14.382 per dollar AS, naik 222 poin dibanding kemarin pada Rp 14.604 per dollar AS.
Hari ini, rupiah diperkirakan masih akan terus melaju. Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan, penguatan rupiah cukup tajam lantaran merespons perubahan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed. Perubahan yang cukup drastis ini menekan performa dollar AS di hadapan mata uang emerging markets termasuk rupiah.
"Sementara ini, perkiraannya, Fed Rate ditunda hingga awal tahun depan," ujar dia seperti dikutip Kontan.
Di samping itu, Christian melihat penguatan rupiah didukung katalis positif dari dalam negeri, yakni adanya optimisme pemulihan ekonomi setelah pemerintah menyuntikkan dana hingga Rp 3,73 triliun. Dana tersebut dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur.
"Katalis positif lain datang dari Deputi Gubernur BI yang menyatakan bahwa rupiah sudah undervalued. Komentar ini memicu minat beli rupiah sehingga menunjukkan penguatan terbaik dalam enam tahun terakhir," katanya.
update: Rupiah Melaju ke Kisaran 13.900