Hingga pukul 09.05 WIB, mata uang garuda ini berada di posisi Rp 13.531 per dollar AS, naik tipis dibanding penutupan pekan lalu pada 13.540.
Para analis memprediksi, rupiah menghadapi tekanan pada awal pekan ini.
Pada akhir pekan lalu, dominasi dollar AS masih terlalu kuat, sehingga menekan rupiah.
Di pasar spot, Jumat (16/10/2015) lalu, rupiah merosot 0,91 persen ke Rp 13.540 per dollar AS.
Adapun kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah terkikis 1,85 persen ke Rp 13.534 per dollar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, Senin ini rupiah masih berpeluang terkoreksi.
Sebab, data ekonomi AS akhir pekan lalu cukup positif. Misalnya, Prelim UoM Consumer Sentiment AS pada Oktober 2015 naik dari 87,2 menjadi 92,1.
“Belum lagi, Senin (19/10/2015) diduga data ekonomi China masih melambat,” kata Josua.
Tiongkok akan merilis data penting. Mulai dari produk domestik bruto (PDB) kuartal III-2015 yang diduga turun dari 7,0 persen menjadi 6,8 persen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.