Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susi Akan Pasarkan Produk Perikanan via Jalur Udara

Kompas.com - 11/11/2015, 16:14 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Produk kelautan dan perikanan (seafood) yang dihargai paling mahal adalah yang masih hidup dan segar.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menuturkan, untuk bisa menjual produk ikan hidup, proses distribusi memerlukan dukungan pemerintah.

"Seafood ini paling murah itu ikan asin, terus naik ikan kaleng, naik lagi ikan beku, lalu lebih mahal lagi ikan beku yang added value, seperti misalnya di-filet. Yang termahal itu yang hidup dan segar. Ini butuh transportasi udara," kata Susi di Jakarta, Rabu (11/11/2015).

Guna merealisasikan rencana tersebut, Susi sudah memiliki ide untuk bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan.

Dana anggaran untuk hal tersebut diperoleh dari anggaran KKP tahun ini yang tidak terserap.

"Saya inginnya, tahun ini kan dari beberapa audit, ada anggaran yang tidak terserap baik. Kita kembalikan ke negara, untuk di-carry over dalam anggaran tahun depan," ucap Susi.

Sebagai informasi, anggaran KKP dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 sebesar Rp 10,6 triliun.

Susi mengatakan, apabila sisa anggaran yang tidak terserap tahun ini disetujui untuk dialihkan ke anggaran 2016, maka KKP akan merealisasikan program distribusi untuk nelayan di wilayah timur dan barat Indonesia.

"Kalau ikan dikirim dari Sabang ke Jakarta lalu diekspor, kan mahal sekali ongkosnya. Kita mau kirim dari Sabang langsung ke Phuket. Jadi, nanti kita kerja sama dengan Kementerian Perhubungan. Jadi, modelnya kayak feri subsidi," kata Susi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com