Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelola Gas Masela, Maluku Harus Siapkan Modal Rp 25 Triliun

Kompas.com - 10/01/2016, 01:25 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Kepala Satuan Kerja Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi memastikan Provinsi Maluku akan diberikan kesempatan untuk ikut serta dalam pengelolaan blok gas Masela.

"Provinsi Maluku akan mendapatkan hak pengelolaan 10 persen blok Masela," kata Amien di hadapan Gubernur Maluku, Said Assagaff dan sejumlah pejabat daerah Maluku di Ambon, Sabtu (9/1/2016).

Dia mengungkapkan, untuk ikut serta dalam pengelolaan blok Masela maka Maluku harus dapat menyediakan modal sebesar Rp 25 triliun.

Sebab, menurut Amien, nilai investasi dalam proyek pengelolaan gas abadi tersebut mencapai lebih dari 200 triliun.

"Biasanya orang menilai ada uang banyak, tetapi harus diingat ada tanggung jawab dan risiko juga. Karena setiap usaha harus ada modal dan ada risiko," ujarnya.

Selain harus menyediakan dana sebesar Rp 25 triliun, Pemprov Maluku juga diminta menyediakan anggaran Rp 2,5 triliun per tahun atau 10 persen dari modal yang ditanggung Pemprov Maluku selama blok Masela beroperasi.

"Kalau berhasil bisa dapat banyak tapi bisa juga resikonya bisa gagal bahkan dana itu bisa hilang. Ini yang harus sama-sama kita sadari," ucap Amien.

Karena itu, mantan pimpinan KPK itu menyarankan agar Pemprov Maluku dapat menggandeng Pertamina sebagai BUMN dalam negeri yang sudah sangat berpengalaman dalam mengelola minyak dan gas.

Dia menerangkan, jika awal tahun 2016 ini proyek pengelolaan blok Masela sudah dapat diputuskan oleh pemerintah, maka kemungkinan pengelolaannya baru akan berlangsung pada tahun 2020 mendatang.

Itu dilakukan setelah sejumlah masalah lainnya disiapkan.

"Kalau diputuskan awal tahun ini, maka Inpex selaku operator masih membutuhkan waktu 5 tahun untuk pengoperasian, untuk tender 1 tahun termasuk tender kapal-kapal dan tender kontruksi sehingga pembangunan fisiknya baru akan berlangsung pada 2020 nanti," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com