Ketika suku bunga turun, investasi yang memiliki risiko lebih tinggi contohnya saham dibandingkan deposito akan menjadi menarik. Di samping bunga deposito tergerus, perusahaan yang sahamnya diperjualbelikan berpotensi untuk tumbuh (masih ingat bahwa bunga kredit juga turun? Perusahaan akan lebih berani berekspansi).
Selain itu, orang lebih memilih membeli saham dibandingkan instrumen dengan keuntungan tetap karena suku bunga yang turun. Sehingga akan ada arus dana masuk ke dalam pasar modal.
Lalu investasi dalam bentuk penanaman modal pada sebuah usaha juga akan menjadi lebih bergairah dengan penjelasan yang sama seperti sebelumnya.
Jadi, saat ini akan jauh lebih menarik bila kita lebih berani untuk berekspansi pada sektor yang berpotensi memiliki hasil belum pasti dibandingkan yang pasti sementara tren suku bunga menurun.
Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Ryan memulai petualangan dalam investasi dan keuangan semenjak usia 18 tahun. Aneka instrumen dan produk investasi dijalani dan dipraktikkan, mulai dari deposito, obligasi, reksa dana, saham, options, ETF, CFD, forex, bisnis, hingga properti. Semenjak 2012, Ryan mulai menuliskan perjalanan dan pengetahuan praktisnya. Buku-buku yang telah ditulis antara lain:Investasi Saham ala Swing Trader Dunia, Menjadi Kaya dan Terencana dengan reksa dana, Negative Investment: Kiat Menghindari Kejahatan dalam Dunia Investasi, dan Hidden Profit from The Stock Market, Bandarmology , dan Rich Investor from Growing Investment.
Di tahun 2015 Ryan Filbert menerbitkan 2 judul buku terbarunya berjudul Passive Income Strategy dan Gold Trading Revolution. Ryan Filbert juga sering memberikan edukasi dan seminar baik secara independen maupun bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).