Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Benar Logo Merah Bikin "Nafsu"?

Kompas.com - 03/02/2016, 11:37 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

Bedanya, biru biasa dipakai oleh produk beraroma bahan kimia yang lebih menusuk hidung untuk merangsang perasaan sehat, bersih, dan nyaman. Adapun hijau digunakan produk beraroma segar seperti pohon atau tumbuh-tumbuhan lain, untuk menciptakan perasaan dekat dengan alam.

Klasifikasi warna pada produk seperti itu kemudian membuat konsumen otomatis mengklaim bahwa warna tertentu dipakai oleh produk dengan komposisi tertentu. Dari asumsi itu pula mereka memutuskan memilih produk yang mana.

Untuk itu, sebelum memilih logo dan warna, perusahaan harus mengetahui betul apa sisi emosional yang ingin dibawa. Bila warna yang dipilih lebih dari satu, tentukan warna apa yang akan lebih dominan.

Di era digital, tantangan soal pilihan warna ini juga terpengaruh dengan media penayangan gambar atau logo itu. Untuk memahami kesan dari warna gambar atau logo, butuh layar yang punya kemampuan menampilkan warna senatural aslinya.

Layar digital pada umumnya dibekali teknologi berbasis tiga warna dasar, yaitu merah, hijau, biru. Dalam perkembangannya, ada layar digital yang mampu menghasilkan jutaaan reproduksi warna karena teknologinya sudah mengadopsi enam warna dasar.

Televisi Viera dari Panasonic, misalnya, menggunakan teknologi hexa chroma drive. Ada tambahan cyan, magenta, dan kuning sebagai warna dasar teknologi tersebut. Dari sini, tak hanya kesan warna akan tampil sebagaimana pesan dari penggunanya, tetapi juga pengalaman visual menyaksikan tayangan natural di layar kaca.

Terlebih lagi, kenyamanan mata menangkap gambar akan meningkat saat warna yang ditawarkan “kotak bergambar” lebih kaya. Dengan pilihan layar digital yang tepat, para penikmat warna, kesan dari logo, gambar, atau bahkan film berteknologi terbaru, akan jadi tantangan sekaligus pengalaman baru.

Berani mencoba?

Baca juga: Setelah 2016, Tak Ada Lagi Aurora Borealis?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com