Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Rate dan GWM Turun, Apa Dampaknya bagi BPR?

Kompas.com - 19/02/2016, 19:11 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 7 persen dan Giro Wajib Minimum (GWM) Primer dalam rupiah menjadi 6,5 persen. 

Lalu, apa dampak penurunan instrumen moneter ini bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)? 

Menurut Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto, dari sisi GWM Primer, BPR tidak mengalami dampak secara langsung.

Sebab dampaknya secara langsung lebih dirasakan bank umum. 

Akan tetapi, ketika bank umum memperoleh tambahan likuiditas dari penyesuaian GWM, maka kerjasama dengan BPR akan semakin lebih baik. 

"Kalau itu semakin dilonggarkan, berarti bagi bank umum likuiditasnya makin bagus. Oleh karenanya, kerjasamanya dengan BPR makin bagus, karena linkage bisa lebih optimal. Itu dari sisi GWM," kata Joko ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (19/2/2016). 

Sementara dari sisi BI Rate, penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin diakui Joko diharapkan dapat mendorong suku bunga dana turun. 

Dengan demikian, penurunan suku bunga dana akan membuat biaya pun mengalami penurunan. 

"Artinya ketika kita mendapat dana yang lebih murah, maka harapannya kita ke end user, ke masyarakat UMKM juga menjualnya lebih kompetitif, lebih murah," terang Joko. 

Meskipun demikian, dampak penurunan BI Rate menurut Joko tidak serta merta dapat langsung dirasakan. 

Bagi BPR, kata dia, setidaknya membutuhkan waktu tiga hingga enam bulan untuk dapat mentransmisi kebijakan moneter tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Whats New
Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com