Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi China Tidak Akan Alami "Hard Landing"

Kompas.com - 07/03/2016, 06:16 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Reuters

Namun, penurunan tajam devisa negara selama 18 bulan terakhir terjadi seiring rontoknya beberapa investor saat pemerintah China mencari dukungan untuk yuan.

Gubernur bank sentral China Yi gang pada hari Minggu mengatakan bahwa Beijing akan tetap menjaga yuan stabil dan tidak ada dasar untuk meneruskan depresiasi.

Tata Ekonomi "Normal Baru"

Pernyataan akan kemampuan pemerintah China untuk menjaga perekonomian menjadi bahan pokok pembicaraan pada pertemuan G20 di Shanghai, bulan lalu.

Perdana Menteri Li mengatakan China percaya diri bisa mengatasi kompleksitas di dalam negeri dan di luar negeri, seiring tekanan mereka akan reformasi.

"Secara umum, saya rasa kinerja perekonomian China akan tetap dalam batasan masuk akal (sejak 2015)," kata Xu, sembari menambahkan bahwa perekonomian china sebaikinya jangan dilihat dari perspektif tradisional semata.

"Pertama-tama, kita seharusnya melihat dari sudut bahwa ekonomi sudah memasuki periode "normal baru", kata dia. Yang mana, rata-rata pertumbuhan telah berubah dan mesin pertumbuhan ekonomi juga berubah mengikuti arah investasi.

Disisi lain, tantangan perekonomian global juga membahayakan posisi China tahun ini, menurut Xu.

"Pertama-tama, kami mengestimasi lambannya perbaikan dan rendahnya pertumbuhan ekonomi dunia yang akan berlanjut selama beberapa waktu. Kami tidak bisa mengacuhkan risiko ketidakstabilan pasar keuangan global, jatuhnya harga komoditas dan risiko geopolitik," papar dia.

China juga berencana untuk merilis beberapa proyek dengan kepemilikan bersama sebagai "pilot program" di sektor minyak, gas alam dan perkeretaapian. Hal ini untuk menjawab inefisiensi sektor tersebut dalam dua dekade terakhir.

Pada September tahun lalu, China mengeluarkan kebijakan reformasi BUMN dengan program kepemilikan bersama atau "mixed ownership" untuk BUMN.

China sendiri memiliki 150.000 BUMN, dengan nilai hingga lebih dari 100 triliun yuan (15 triliun dollar AS) sebagai aset dan memperkerjakan 30 juta pegawai, menurut kantor berita Xinhua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerja 'Paylater Multifinance' Tetap 'Moncer' di Tengah Gempuran Produk Perbankan

Kinerja "Paylater Multifinance" Tetap "Moncer" di Tengah Gempuran Produk Perbankan

Whats New
Kian Bertambah, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 19,75 Juta

Kian Bertambah, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 19,75 Juta

Whats New
Erick Thohir Resmikan Antara Heritage, Jadi Ikon Destinasi Wisata Sejarah dan Jurnalisme

Erick Thohir Resmikan Antara Heritage, Jadi Ikon Destinasi Wisata Sejarah dan Jurnalisme

Whats New
Medco Energi Bantu Ratusan Petani di Sumsel Budidaya Karet Organik

Medco Energi Bantu Ratusan Petani di Sumsel Budidaya Karet Organik

Whats New
Kemendag Fasilitasi Verifikasi Penyelidikan Antisubsidi Produk Aluminium Ekstrusi asal Indonesia oleh AS

Kemendag Fasilitasi Verifikasi Penyelidikan Antisubsidi Produk Aluminium Ekstrusi asal Indonesia oleh AS

Whats New
 IHSG Koreksi Tipis, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.000

IHSG Koreksi Tipis, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.000

Whats New
Komitmen PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di HUT ke-59

Komitmen PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di HUT ke-59

Whats New
Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya

Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha Paytren Aset Manajemen

OJK Cabut Izin Usaha Paytren Aset Manajemen

Whats New
Fluktuasi Bitcoin Sedang Tinggi, Investor Diminta Pahami Kondisi Pasar

Fluktuasi Bitcoin Sedang Tinggi, Investor Diminta Pahami Kondisi Pasar

Whats New
AXA Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 1,33 Triliun Sepanjang 2023

AXA Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 1,33 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Ada Momen Ramadhan, Penjualan Eceran Maret 2024 Melesat

Ada Momen Ramadhan, Penjualan Eceran Maret 2024 Melesat

Whats New
Menko Airlangga: Kemungkinan RI Resesi Hanya 1,5 Persen, Terendah di Dunia

Menko Airlangga: Kemungkinan RI Resesi Hanya 1,5 Persen, Terendah di Dunia

Whats New
Butuh Dana untuk Investasi, Adaro Minerals Absen Bagi Dividen Tahun Ini

Butuh Dana untuk Investasi, Adaro Minerals Absen Bagi Dividen Tahun Ini

Whats New
Ciri-ciri Atasan 'Toxic' dan Cara Menghadapinya

Ciri-ciri Atasan "Toxic" dan Cara Menghadapinya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com