Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antusiasme Masyarakat Jadi Penyebab Defisit BPJS Kesehatan?

Kompas.com - 17/03/2016, 11:55 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 menetapkan penyesuaian iuran peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Pasalnya, selama ini BPJS Kesehatan mengalami mismatch antara iuran dengan klaim hingga triliunan rupiah.

Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Untung Suseno Sutarjo, defisit yang dialami oleh BPJS Kesehatan terjadi lantaran pemerintah maupun BPJS Kesehatan tidak menyangka masyarakat hanya tahu bahwa mereka harus membayar iuran saat sakit.

Sementara ketika sehat, mereka enggan membayar. "Ini JKN disambut luar biasa oleh masyarakat. Orang yang tadinya takut berobat sekarang berani berobat karena dia tahu dengan bayar segitu saja dia akan terlindungi," kata Untung di Jakarta, Rabu (16/3/2016). 

"Dia bayar dulu Rp 50.000. Lalu dia mau sakit kanker, atau sakit apapun akan dibayari," lanjut Untung. 

Dia mengatakan kondisi ini sebagai antusiasme masyarakat terhadap layanan yang diberikan BPJS Kesehatan. Sehingga, saat itu BPJS Kesehatan yang belum berpengalaman mengalami mismatch dan mulai untuk diperbaiki melalui Perpres yang baru berlaku pada 1 April 2016 tersebut.

"Ya (itu menyebabkan defisit). Jadi ini kan prinsipnya gotong royong, yang sakit dan sehat harus bayar. Ini tidak. Misalnya persalinan itu yang prosesnya cepat dua hari selesai dia bayar itu saja dan pulang.

Mestinya dia bayar terus untuk bantu yang lain yang lagi persalinan," terang Untung. Dalam Perpres Nomor 19 tersebut diatur tentang penyesuaian iuran untuk peserta BPJS Kesehatan.

Tidak hanya itu, diatur pula denda bagi keterlambatan pembayaran iuran peserta BPJS Kesehatan guna menanggulangi permasalahan mismatch antara iuran peserta dengan klaim yang dibayarkan.

Kompas TV Iuran BPJS Kesehatan Naik per 1 April

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com