Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Taksi Ini Yakin Taksi "Online" Akan Hilang Pamor dalam 2 Tahun

Kompas.com - 25/03/2016, 12:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran moda transportasi berbasis aplikasi memberikan pengaruh yang amat besar bagi moda transportasi publik konvensional yang sudah terlebih dahulu hadir.

Akan tetapi, seorang pengemudi taksi, yang berbincang dengan Kompas.com dalam perjalanan dari Lebak Bulus ke Bandara Soekarno Hatta, mengaku yakin moda transportasi online akan kehilangan pamornya setidaknya dalam 2 tahun.

Moyo, pengemudi taksi Blue Bird, mengatakan saat ini keberadaan moda transportasi online semisal GrabCar atau Uber masih digemari masyarakat lantaran masih baru, yakni kurang dari setahun. Namun, kesinambungan moda transportasi tersebut masih dipertanyakan.

"Sekarang kan baru sekitar 8 bulan, masih baru. Coba lihat saja nanti setelah satu tahun atau dua tahun bakal seperti apa," kata Moyo ketika berbincang dengan Kompas.com, Rabu (23/3/2016).

Moyo mengambil contoh perihal kerusakan mobil, servis, dan pelayanan. Perusahaan taksi di mana ia bekerja, memberikan layanan servis dan perawatan mobil secara menyeluruh berikut setiap komponen dan suku cadangnya.

Bahkan, ketika mobil mogok atau rusak di tengah perjalanan, servis segera dilakukan. Ia mencontohkan, apabila ia tengah mengantar penumpang lalu mobil mendadak mogok.

Moyo akan segera menelepon kantor pusat atau pool untuk dikirimkan mekanik ke lokasi di mana ia berada.

"Saya juga minta ke kantor supaya taksi terdekat dari saya segera merapat untuk mengantar penumpang sampai ke tujuan. Mekanik akan datang ke lokasi saya untuk memperbaiki mobil," jelas Moyo.

Komponen dan suku cadang mobil pun diakui Moyo secara rutin diperiksa dan diganti. Ia menjelaskan, ban mobil pun secara rutin diganti meski tidak rusak ataupun "gundul."

Ia pun mempertanyakan perihal perawatan dan perbaikan taksi online. Sepengetahuannya, taksi online adalah mobil pribadi.

Sehingga perbaikan maupun perawatan mobil sepenuhnya merupakan tanggung jawab pribadi sang pengemudi atau pemilik mobil.

"Sebelum jadi sopir taksi, saya ini kan mekanik. Saya tahu betul berapa mahalnya servis mobil. Apa mereka sanggup melakukan servis rutin? Makanya mereka mengambil penumpang sebanyak-banyaknya, kalau enggak, bagaimana mereka servis mobil?" tutur Moyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com