LONDON, KOMPAS.com - Kampanye agar Inggris keluar dari Uni Eropa (EU), yakni Vote Leave, semakin menguat. Kampanye ini kini didukung 250 pimpinan bisnis di negara Ratu Elizabeth tersebut.
Salah satu pimpinan bisnis yang mendukung aksi Inggris keluar dari EU, atau "Brexit", ini adalah mantan chief executive HSBC.
Kampanye agar Inggris tetap masuk dalam EU atau keluar dari EU terus berlangsung, hingga nanti referendum dilakukan pada 23 Juni 2016 mendatang. Baik Inggris tetap di EU atau keluar, dua sikap tersebut memiliki dampak ekonomi tersendiri.
Bulan lalu, para bos dari sepertiga perusahaan besar Inggris termasuk Shell, British Petroleum dan British Telecom mengatakan jika Inggris keluar dari EU akan berbahaya pada jumlah pekerjaan yang tersedia dan menyeret investasi negara tersebut pada tingkat berisiko.
Pada Sabtu lalu, Vote Leave, salah satu grup yang mendukung Brexit, memperlihatkan daftar para pendukungnya. Termasuk Michael Geoghegan, mantan petinggi di HSBC Group dan Tim Martin, bos JD Wetherspoon.
"Dengan bertumbuhnya pendukung kami, Vote Leave akan memberikan contoh bahwa EU hanya akan berdampak baik bagi multinasional, bisnis yang lebih kecil akan tergerus oleh mesin regulator," kata Matthew Elliott, Chief Excecutive Vote Leave.
Namun, koran Sunday Times melaporkan dua nama yang terkenal dari daftar tersebut, John Caudwell, pendiri Phones4U dan David Ross, co-founder Carphone Warehouse, belum menandatangani petisi dukungan Brexit.
"Bagaimana data pendukung ini dikompilasi menjadi pertanyaan," tulis koran tersebut mengutip juru bicara Caudwell.
Permainan Hedge Fund
Koran Times juga melaporkan, hedge funds berencana untuk menggunakan polling referendum untuk mengeruk untung besar. Dibawah undang-undang pemilihan umum, ilegal mempublikasi hasil polling ketika orang-orang masih memilih.
Tapi bagi para trader pribadi, mereka harus mengeksploitasi bagaimana pergerakan sterling dibanding dollar yang akan naik jika voting menyatakan tetap masuk EU, atau turun jika voting menyatakan keluar.
"Ada banyak kepentingan seputar Brexit, terutama dari perusahaan hedge fund besar dari Amerika Serikat," ujar broker yang enggan disebut namanya kepada Times.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.