Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, Penguatan Rupiah Berakhir ke Mal Singapura

Kompas.com - 30/03/2016, 08:41 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com — Dampak dari menguatnya mata uang rupiah selama enam bulan terakhir terhadap dollar AS justru tidak memberikan efek signifikan bagi Indonesia.

Penguatan rupiah justru membuat mal-mal di Singapura tersenyum karena banyak warga Indonesia tertarik berbelanja ke surga belanja Asia Tenggara tersebut.

Hal itu juga terjadi pada Dewi Lestari (20) yang lebih memilih belanja ke Singapura untuk pertama kalinya, seiring menguatnya rupiah.

"Nilai tukar sedang bagus dan Singapura adalah surga belanja," kata Dewi, yang sehari-hari bekerja sebagai asisten administrasi di sebuah bengkel mobil. Dewi menggunakan feri dari Batam untuk menyeberang ke Singapura. "Itu alasan saya ke Singapura," lanjut Dewi yang berdomisili di Jakarta ini.

Berdasarkan data lembaga pariwisata Singapura, kedatangan turis Indonesia ke negara singa ini naik 5,4 persen pada Januari dibanding periode yang sama pada 2015. Jumlah tersebut merepresentasikan 248,943 warga Indonesia yang berkunjung ke Singapura sepanjang Januari. Negara tujuan lain yakni China dan Australia.

Bloomberg Penguatan rupiah membuat kedatangan turis Indonesia ke Singapura naik, demikian juga dengan pembelanjaan di mal Singapura.
Rupiah sendiri naik 9,6 persen dibanding dollar AS sejak enam bulan lalu. Pergerakan rupiah hanya tertinggal dari real Brasil dan ringgit Malaysia. Mata uang negara berkembang meningkat seiring membaiknya harga komoditas.

HSBC Holdings Plc menaikkan proyeksi akhir tahun untuk rupiah hingga 7,4 persen bulan ini. Perusahaan ini mengatakan, masa terberat mata uang di Asia Tenggara telah berakhir, sementara kebijakan dovish bank sentral AS terus mendorong permintaan aset di wilayah Asia Tenggara.

"Rupiah sangat baik tahun ini dan segalanya jadi terlihat lebih murah di Indonesia," kata Nizam Idris, kepala strategi pertukaran mata uang asing di Macquarie Bank Ltd di Singapura. "Mata uang akan menemukan support dari yield dan harga komoditas," lanjut dia.

Macquarie memproyeksikan rupiah di kisaran 12.600 per dollar AS pada bulan ini, atau naik 6,3 persen dari penutupan perdagangan Selasa (29/3/2016) di level 13.400 per dollar AS.

Penguatan rupiah menjadi sinyal yang baik bagi masyarakat yang hobi berbelanja. Sementara itu, analisis Bloomberg mengestimasi rupiah hingga akhir tahun mencapai 13.950.

Risiko

Penguatan rupiah memang menyenangkan bagi penyuka belanja dan jalan-jalan, serta bagi pelaku impor. Namun, bagi pelaku ekspor, akan merepotkan.

Oleh sebab itu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo pada pekan lalu mengatakan, bank sentral tidak ingin rupiah terlalu kuat. Kenaikan rupiah justri jadi hambatan target Presiden Joko Widodo untuk meraih kenaikan turis dua kali lipat pada 2020.

"Pemerintah Indonesia seperti kurang senang dengan penguatan rupiah sebab mereka ingin investor memiliki kepercayaan mengenai perekonomian Indonesia, tetapi tidak ingin mata uang ini mengalami overvalue," kata Joey Chew, analis di HSBC Hongkong. Dia menaikkan estimasi rupiah ke level 14.500 dari sebelumnya 13.500.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Whats New
Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Whats New
2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

Spend Smart
Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Whats New
Injourney Catat Laba Rp 1,1 Triliun Sepanjang Tahun 2023

Injourney Catat Laba Rp 1,1 Triliun Sepanjang Tahun 2023

Whats New
Sepanjang 2023, Nilai Ekspor Tuna RI Mencapai Rp 15,2 Triliun

Sepanjang 2023, Nilai Ekspor Tuna RI Mencapai Rp 15,2 Triliun

Whats New
BCA Mobile Sempat Alami Gangguan, Manajemen: Saat Ini Telah Kembali Normal

BCA Mobile Sempat Alami Gangguan, Manajemen: Saat Ini Telah Kembali Normal

Whats New
Kimia Farma Buka-bukaan Penyebab Rugi di 2023 Mulai dari Operasional hingga Anak Usaha

Kimia Farma Buka-bukaan Penyebab Rugi di 2023 Mulai dari Operasional hingga Anak Usaha

Whats New
Lowongan Kerja PT Pegadaian untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Pegadaian untuk S1, Ini Persyaratannya

Work Smart
Catatkan Kinerja Positif Sepanjang 2023, MSIG Life Berkomitmen Tumbuh Optimal dan Berkelanjutan

Catatkan Kinerja Positif Sepanjang 2023, MSIG Life Berkomitmen Tumbuh Optimal dan Berkelanjutan

BrandzView
2 Perusahaan Pelayaran Global Nyatakan Tertarik Berkegiatan di Makassar New Port

2 Perusahaan Pelayaran Global Nyatakan Tertarik Berkegiatan di Makassar New Port

Whats New
Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Whats New
Nestlé Indonesia Dukung Pemerintah dalam Upaya Menjaga Sumber Air

Nestlé Indonesia Dukung Pemerintah dalam Upaya Menjaga Sumber Air

BrandzView
Dorong Inklusivitas Ekonomi Digital dan Tingkatkan Akses e-Commerce di Wilayah Terpencil, Lazada Gandeng Namirah Logistic

Dorong Inklusivitas Ekonomi Digital dan Tingkatkan Akses e-Commerce di Wilayah Terpencil, Lazada Gandeng Namirah Logistic

Whats New
Kurs Rupiah Hari Ini 26 Juni 2024 di BNI hingga Bank Mandiri

Kurs Rupiah Hari Ini 26 Juni 2024 di BNI hingga Bank Mandiri

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com